Gue nggak tau apa yang mau gue tulis, sebenernya. Tapi, gue cuma pengen share tentang apa yang gue alamin dengan mata-kepala gue sendiri.
Banyak banget hal yang udah gue lewatin, senang sedih, semuanya. Everything seem so complicated, at the surface. Tapi setelah gue menjalaninya
gue berusaha buat tetap santai dan fokus. Mungkin ini ya, belajar jadi dewasa. Jadi dewasa nggak cuma kerja dan punya duit, produktif,
lo bisa punya ktp dan sim yang jadi tiket lo melanglang jalan-jalan make mobil lo sendiri. BUKAN! menurut gue, dewasa itu, lo mateng,
lo punya pikiran. Jadi dewasa bukan berarti lo bisa sok ngajarin, sok ngebimbing, sok tua, sok tau segala hal, tapi jadi dewasa itu adalah saat di mana
lo harus belajar mengerti, mengerti akan kehidupan lo, sesama lo, yang lebih tua atau lebih muda.
Gue menyadari, sometimes, gue itu bocah, nggak ngerti apa-apa, dan gue merasa gue gak bisa nyelesain masalah gue sendiri, even though it was simple.
Ada kalanya gue merasa gue dewasa, padahal kenyataannya adalah, gue sok dewasa, etc.
Jadi dewasa, akan ada waktunya. Gue enjoy sebagai status gue sekarang, dan gak tau kenapa, gue merasa being grow up, is a little hard for me
mungkin karena sedari kecil, gue si bungsu yang ga mandiri-mandiri, cuma gede badan doang man! hahaha
Lo tau apa membuat, terkadang gue harus berpikiran dewasa? Gue sekarang udah SMA, dunia SMA udah mengagetkan gue. Persaingan, semuanya. Dalam prosesnya,
gue menemukan banyak temen gue yang pikirannya dewasa, sok dewasa, dan childish. I don't know why, i prefer the first and the third.
Gue belajar dari keluarga gue, specially mom and my sister, yang orangnya emang bebal. Kalau bokap gue, hmm, sometimes, he unstable just like me, hehe.
Mungkin karena dikelilingi oleh kewec-kewec ini ya, jadinya terpengaruh kami-kami ini, haha.
Gue bukan dari keluarga yang kaya tujuh turunan, sampe cicit-buyut apalah itu. Gue hidup sederhana, dan kadang seneng aja gitu ngeliat temen-temen gue yang hidupnya makmur,
yang punya uang berlebih untuk bersenang-senang. Misalnya, ada yang dibeliin ini, pergi ke mal ini, dsb.
Gue terkadang iri, pengen seperti mereka. Tapi, gue mulai membuka mata. Gue mulai berpikiran dewasa. Apa yang gue peroleh, ga bisa dihitung dengan harga, dengan uang.
Gue punya keluarga, yang ada di belakang gue, yang selalu ngajarin gue, apa itu berusaha, apa itu bertata-krama. Gue punya keluarga yang ngajarin gue mandiri,
yang udah jadi panutan dalam hidup gue, gue bersyukur dikasih otak yang masih bisa dipake buat berkarya.Dan gue bersyukur kalau Tuhan selalu ada buat gue.
Gue jadi dewasa, gue pengen ngasih sesuatu ke keluarga gue. Mungkin persepsi gue, gue pengen bisa ngajak nyokap ke Korea, cause that's what my mom dreamed of,
pengen bisa ngajak bokap keliling indonesia, pengen gitu ngeliat kakak gue sukses, ke jerman, belajar, semuanya.
Kebahagiaan mereka lah yang membuka mata gue, gue pengen meraih itu semua.
Jadi, bersyukurlah kalian semua yang sudah berlebih, yang punya keluarga yang bahagia, lengkap semuanya.
I'm not telling to be grow up now, enjoy your childish moments, cause those are fun :D
And, be grateful :)
Banyak banget hal yang udah gue lewatin, senang sedih, semuanya. Everything seem so complicated, at the surface. Tapi setelah gue menjalaninya
gue berusaha buat tetap santai dan fokus. Mungkin ini ya, belajar jadi dewasa. Jadi dewasa nggak cuma kerja dan punya duit, produktif,
lo bisa punya ktp dan sim yang jadi tiket lo melanglang jalan-jalan make mobil lo sendiri. BUKAN! menurut gue, dewasa itu, lo mateng,
lo punya pikiran. Jadi dewasa bukan berarti lo bisa sok ngajarin, sok ngebimbing, sok tua, sok tau segala hal, tapi jadi dewasa itu adalah saat di mana
lo harus belajar mengerti, mengerti akan kehidupan lo, sesama lo, yang lebih tua atau lebih muda.
Gue menyadari, sometimes, gue itu bocah, nggak ngerti apa-apa, dan gue merasa gue gak bisa nyelesain masalah gue sendiri, even though it was simple.
Ada kalanya gue merasa gue dewasa, padahal kenyataannya adalah, gue sok dewasa, etc.
Jadi dewasa, akan ada waktunya. Gue enjoy sebagai status gue sekarang, dan gak tau kenapa, gue merasa being grow up, is a little hard for me
mungkin karena sedari kecil, gue si bungsu yang ga mandiri-mandiri, cuma gede badan doang man! hahaha
Lo tau apa membuat, terkadang gue harus berpikiran dewasa? Gue sekarang udah SMA, dunia SMA udah mengagetkan gue. Persaingan, semuanya. Dalam prosesnya,
gue menemukan banyak temen gue yang pikirannya dewasa, sok dewasa, dan childish. I don't know why, i prefer the first and the third.
Gue belajar dari keluarga gue, specially mom and my sister, yang orangnya emang bebal. Kalau bokap gue, hmm, sometimes, he unstable just like me, hehe.
Mungkin karena dikelilingi oleh kewec-kewec ini ya, jadinya terpengaruh kami-kami ini, haha.
Gue bukan dari keluarga yang kaya tujuh turunan, sampe cicit-buyut apalah itu. Gue hidup sederhana, dan kadang seneng aja gitu ngeliat temen-temen gue yang hidupnya makmur,
yang punya uang berlebih untuk bersenang-senang. Misalnya, ada yang dibeliin ini, pergi ke mal ini, dsb.
Gue terkadang iri, pengen seperti mereka. Tapi, gue mulai membuka mata. Gue mulai berpikiran dewasa. Apa yang gue peroleh, ga bisa dihitung dengan harga, dengan uang.
Gue punya keluarga, yang ada di belakang gue, yang selalu ngajarin gue, apa itu berusaha, apa itu bertata-krama. Gue punya keluarga yang ngajarin gue mandiri,
yang udah jadi panutan dalam hidup gue, gue bersyukur dikasih otak yang masih bisa dipake buat berkarya.Dan gue bersyukur kalau Tuhan selalu ada buat gue.
Gue jadi dewasa, gue pengen ngasih sesuatu ke keluarga gue. Mungkin persepsi gue, gue pengen bisa ngajak nyokap ke Korea, cause that's what my mom dreamed of,
pengen bisa ngajak bokap keliling indonesia, pengen gitu ngeliat kakak gue sukses, ke jerman, belajar, semuanya.
Kebahagiaan mereka lah yang membuka mata gue, gue pengen meraih itu semua.
Jadi, bersyukurlah kalian semua yang sudah berlebih, yang punya keluarga yang bahagia, lengkap semuanya.
I'm not telling to be grow up now, enjoy your childish moments, cause those are fun :D
And, be grateful :)
Comments
Post a Comment