Skip to main content

Mother's Day

Gue bakal cerita tentang seorang ibu, yang nggak lain adalah ibu gue sendiri.
And apologize, cause maybe it's too late, from 22nd Dec.



There she is!

Namanya Francisca Maria Sri Judyanti. Ibu gue ini suka menyingkat namanya jadi FMS Judyanti. Gaul? haha biasa kali -_-.
Ibu gue lahir di Bandung, 29 Maret 1960. Yah, bisa dikatakan cukup senior di blantika tanah air Indonesia. Sekilas ibu gue emang nggak mirip sama gue. Jadi gini, mami gue ini memiliki wajah paling ter-bule di antara sodara-sodaranya (Well, bungsu is the best!) Opa dan Oma gue ngakunya sih nggak ada darah belanda. Tapi dilihat dari famnya, yakni Prekoel, menurut gue, pasti ada lah cipratan darah biru sikit :p

Masa kecil ibu gue itu rame banget. She moved from a province to another province. Bandung, Ambon, Makasar, Surabaya, sampai Salatiga, dan bertemu bapakke (hhmm :D). Jadi kalau ditanya, ibu gue orang apa, dengan bingung hati gue bilang nyokap tetep orang Jawa. Abis, Oma emang Jawa, terus nyokap gue nggak jelas logatnya. Logat jawa, ambon, sunda dikuasai dengan baik. Well, my mom is unique :)

Ibu gue itu adalah panutan hidup gue. She is a career woman. Tapi nggak pernah sekalinya ibu gue ngelupain gue dan mbak dhita. Sejak kakak gue kecil, gue belom lahir, ibu gue udah jadi wanita karir. Jadi dari kecil, gue dan kakak gue mah udah biasa ditinggal-tinggal. Emang sedih sih, dulu waktu kecil, kalo ngeliat temen-temen dianter jemput sama mama-nya, naik angkot bareng. Sedangkan gue, semuanya harus sendiri, naik mobil jemputan dulu.

Tapi gue belajar banyak. Gue jadi anak yang seenggaknya gak anak mami banget, meskipun gue akuin, gue belom sepenuhnya mandiri.

My mom taught me so many things. Dia ngajarin gue untuk memenuhi kewajiban gue, gimana harus jadi anak gadis yang baik, memotivasi gue, nemenin gue belajar sampai malem sama bokap, dan ngehibur gue kalau sedih. Gue selalu cerita tentang apa yang gue rasain. Sebel sama temen, naksir cowok, nyokap tau semuanya. Dan gue seneng bisa share semua itu ke nyokap.

Berantem? Gak lepas juga dari kehidupan kami. Paling kecil gue sering ngambek sama nyokap gara-gara gak makan pizza hut atau hoka-hoka bento di plaza. Malu banget gue sumfeh, kalau mengingat masa-masa ke-imut-an gue yang menjijaykan.

Ibu gue tegas, tapi baik banget. Ibu gue selalu bersedia buat membuka tangannya, buat memeluk gue, kakak gue, dan bokap gue. Ibu gue selalu berdoa, buat kami semua, buat keluarganya. Dan gue amat sangat bersyukur, Tuhan udah ngasih ibu yang paling sempurna yang pernah gue temuin.

Gue belom bisa kasih banyak buat ibu gue. Gue pengen ngabulin cita-cita ibu gue, yang belum terwujud sampai saat ini. Gue selalu bilang "Mi, entar kalo dea gede, dea bakal ngabulin deh, mami mau minta apa, entar dea coba usahain. Pokoknya mami sama papo kalau udah tua, harus hidup senang, dan lebih baik dari sekarang". Mungkin gue terlalu gombal, tapi itu yang pengen gue wujudkan. Gue pengen kedua orangtua gue hidup senang nantinya, hidup makmur.

Gue nyesel kalau harus ngebantah nyokap. Dan gue merasa betapa useless nya gue sebagai anak, kalau bisanya cuma nyusahin doang. Kadang gue mikir, seandainya gue nggak ada, pasti ibu gue ga usah mikirin SMA lah, mikir uang jajan gue. Tinggal nunggu mbak Dhita yang bentar lagi lulus.
Tapi gue tau, Tuhan nyiptain gue, dan gue diletakkan di keluarga ini pasti ada maksudnya. Dan sekarang, gue cuma bisa belajar yang baik, biar ibu gue seneng, papo gue senengm mbak dhita juga seneng :D

Mom, you are the light of my life
You never let us walk alone
You give so many love and smiles in each day we live
Someday, I'm gonna make you proud, gonna erase your tears into laugh, gonna make you happy,
I don't know am I can do it all,
But I will try
And I believe...



Happy Mothers Day,
to All Supermoms in this world.

Love You :)

(Post on 27 Dec, 2.35 am)

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Tips and Tricks UKMPPD!

Sudah seabad tidak menulis, akhirnya tergerak nulis setelah beberapa saat lalu ada adik-adik yang nanya : "Kak, bentar lagi UKMPPD, huhu" "Kak, lesnya gimana?" "Kak, aku ikut les yang mana ya kak?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah beberapa (dari sekian) pertanyaan yang saya ajukan ke kakak-kakak yang sebelumnya sudah lulus UKMPPD sebelumnya. Jujur, dari sekian banyak hal yang saya takutkan, UKMPPD ini adalah salah satunya. Kalau ditarik beberapa bulan ke belakang, masih nggak nyangka bisa lulus. UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) merupakan ujian akhir yang pastinya harus dilewati setiap mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk dapat lulus dan akhirnya disumpah menjadi seorang dokter. Karena ujian ini betul-betul yang terakhir sebelum memperoleh gelar dokter, makanya perjuangannya gila-gilaan. Tapi, harus segila apa sih? Tulisan ini, seperti judulnya : Bukan Tips and Tricks, maka isinya memang bukan gimana caranya kita lul...

Drama Ngeklik Internsip (Part 2) : END!

I'm dying to get this announcement! Setelah beberapa minggu ini cukup hectic, saya baru kesampaian untuk menuliskan pengalaman ngeklik isip yang dag-dig-dug-dhuar itu. Karena sudah telat updatenya, jadi saya segera ceritakan saja ya, tentang jatuh bangun ngeklik isip. Note : sebetulnya agak hiperbola kalau dibilang drama. Tapi, ini adalah salah satu momen drama dalam hidup saya akhir-akhir ini. jadi, enjoy aja ya. kan kalo judulnya nggak drama, nanti kalian ngga mau baca lagi hahaha lol! Phase 1 : Survey! Sebulan atau dua bulan sebelum ngeklik, saya survey nih ya ke tempat ngeklik. Ngapain sih survey? Dasarnya adalah karena warnet ini jauh banget dari rumah saya, dan saya sangat asing dengan daerah ini. Kebetulan saya nganggur, saya memutuskan buat mengunjungi warnet-warnet ini. Dua warnet yang saya pilih adalah Mineski dan Supernova, dan dua-duanya berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Beneran buta daerah sana. Selain itu, saya juga sebenernya pengen tahu...

She is a Ghost, She is Falling in Love (4)

Di sekolah.. "Aduh, lo lupa bawa larutan NaCl? Gila!!" bentak Elis. Reana yang baru masuk kelas pun terkejut. "Eh, apa-apaan sih lo, kok marah-marah?" tanya Reana. Kiran pun hanya bisa menangis. "Ah, Kiran, lo tau nggak sih kalo eksperimen ini penting buat gue. Nilai gue udah jelek di Biologi. Lo sih enak nilainya bagus. Tega!" Elis bicara dengan nada tinggi. "Ehm, so..so..sorry, Lis. Gue nggak ada niat apapun. Gue nggak sengaja" ujarnya, sambil menangis. "Eh, udah ah. Larutan garam kan bisa dibikin di dapur" ujar Reana. "Alah, lo urus deh, Re. Jam terakhir nanti harus ada," seru Elis kepada Reana. Reana pun menenangkan Kiran. "Ran, udah jangan nangis. Nanti gue temenin lo pas istirahat ya. Nggak papa kok, jangan nangis ya," ujar Reana menenangkan. Kiran hanya mengangguk, sambil menangis. Jam pertama pun mereka lalui, dengan diam. -- "Eh Ran, lo bisa bikin sendiri kan larutannya?" tanya Re...