Skip to main content

She is a Ghost, She is Falling in Love (10)

Hari Minggu. Hari Minggu yang paling kelabu.

Tante Erri, dengan mata sembab, menerima tamu-tamu yang melayat ke rumahnya. Ditemani oleh saudara-saudara dan keponakannya. Tante Grani dan Om Dennis pun juga ada.
"Erri, yang kuat ya. Yang kuat. Masih banyak saudara dan aku juga. Kita sekeluarga udah nganggep kamu sebagai saudara sendiri," ujar Tante Grani.
Tante Erri terdiam. Ia menarik napas sejenak. "Iya Grani, Dennis. Terima kasih banyak. Ini, mungkin cobaan untuk aku. Setelah Mas Rangga, kini..anakku satu-satunya," ujarnya lemas.
"Erri..Erri, maafin anakku. Kalau anakku, seandainya Angga," ucapan Om Dennis terpotong.
"Sudah-sudah, ini takdir Reana. Sudah, nggak usah diungkit lagi," ujar Tante Erri.
Seiring banyaknya karangan bunga yang datang, jasad Reana tetap terbujur kaku, dengan senyumnya yang manis.

--

"Re..re..," ujar Angga lirih. Ia baru saja terbangun dari tidur panjangnya.
"Angga, Angga, ini gue," ujar Sadewa, kakaknya.
"Mas, Reana mana? Gue kecelakaan mas, gue udah hampir mati," ujar Angga. Dari nadanya ia panik, namun suaranya tetap pelan.
"Udah, lo istirahat dulu. Nanti kalau lo pulih, gue ceritain semua,".
"Mama sama papa mana?"
"Mereka...mereka lagi pergi. Udah, lo istirahat dulu, jangan banyak mikir," ujar Sadewa menenangkan Angga. Angga yang lemah dan tak berdaya, menurut saja dengan kakaknya. Tapi di otaknya, tampilan wajah Reana, suara tawanya, tidak pernah berhenti berkumandang.

--

"Misi, Tante. Turut berduka cita tante. Ini saya dan teman-teman sekelas dateng semua, tante," ujar Elis kepada Tante Erri.
Tante Erri tersenyum, tapi raut wajahnya sangat sedih. Ia melihat anak-anak SMA itu, dan pikirannya tak lepas dari wajah Reana.
"Makasih anak-anak sekalian. Tante minta maaf kalau Reana banyak salah. Maafin dia, ya. Mohon doanya," ujar Tante Erri menahan nangis.
"Tante, Reana baik kok. Dia baik,".
"Tante yang kuat ya, tante,"
Anak-anak itu bergantian menyemangati Tante Erri.
"Reana, teman-temanmu itu. Lucu. Mereka baik sama kamu," batin Tante Erri.

Ketika anak-anak itu menuju ke halaman, Kiran tidak segera mengikuti teman-temannya. Ia mendekati Tante Erri.
"Tante," ujarnya pelan.
"Eh iya, kenapa, nak?" tanya Tante Erri.
"Aku mau kasih hadiah terakhir ke Reana, boleh kan?" tanyanya.
"Eh, hadiah apa?" tanya Tante Erri heran.
"Mmm, gambar tante. Soalnya, Reana udah...udah baik banget sama aku. Aku pengen kasih hadiah. Oh ya, aku Kiran, tante,".
Tante Erri mengangguk, dan refleks ia memeluk Kiran. Kiran agak terkejut, tapi ia tersenyum.
"Makasih banyak, Kiran. Makasih banyak. Reana pasti senang, makasih ya," ujarnya berbisik pada Kiran.

Dan dari situ, ada seseorang yang tersenyum. Ia menikmati kebersamaan Tante Erri dan Kiran. Tanpa sadar, ia juga ingin menangis, meskipun tak bisa.
"Mom, I love you. Sorry, I'm leaving you alone. But, I'm still with you, don't cry" batinnya.

Dan jiwa Reana pun ikut berpelukan, bersama Kiran dan Tante Erri.







.



Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Tips and Tricks UKMPPD!

Sudah seabad tidak menulis, akhirnya tergerak nulis setelah beberapa saat lalu ada adik-adik yang nanya : "Kak, bentar lagi UKMPPD, huhu" "Kak, lesnya gimana?" "Kak, aku ikut les yang mana ya kak?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah beberapa (dari sekian) pertanyaan yang saya ajukan ke kakak-kakak yang sebelumnya sudah lulus UKMPPD sebelumnya. Jujur, dari sekian banyak hal yang saya takutkan, UKMPPD ini adalah salah satunya. Kalau ditarik beberapa bulan ke belakang, masih nggak nyangka bisa lulus. UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) merupakan ujian akhir yang pastinya harus dilewati setiap mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk dapat lulus dan akhirnya disumpah menjadi seorang dokter. Karena ujian ini betul-betul yang terakhir sebelum memperoleh gelar dokter, makanya perjuangannya gila-gilaan. Tapi, harus segila apa sih? Tulisan ini, seperti judulnya : Bukan Tips and Tricks, maka isinya memang bukan gimana caranya kita lul...

Drama Ngeklik Internsip (Part 2) : END!

I'm dying to get this announcement! Setelah beberapa minggu ini cukup hectic, saya baru kesampaian untuk menuliskan pengalaman ngeklik isip yang dag-dig-dug-dhuar itu. Karena sudah telat updatenya, jadi saya segera ceritakan saja ya, tentang jatuh bangun ngeklik isip. Note : sebetulnya agak hiperbola kalau dibilang drama. Tapi, ini adalah salah satu momen drama dalam hidup saya akhir-akhir ini. jadi, enjoy aja ya. kan kalo judulnya nggak drama, nanti kalian ngga mau baca lagi hahaha lol! Phase 1 : Survey! Sebulan atau dua bulan sebelum ngeklik, saya survey nih ya ke tempat ngeklik. Ngapain sih survey? Dasarnya adalah karena warnet ini jauh banget dari rumah saya, dan saya sangat asing dengan daerah ini. Kebetulan saya nganggur, saya memutuskan buat mengunjungi warnet-warnet ini. Dua warnet yang saya pilih adalah Mineski dan Supernova, dan dua-duanya berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Beneran buta daerah sana. Selain itu, saya juga sebenernya pengen tahu...

She is a Ghost, She is Falling in Love (4)

Di sekolah.. "Aduh, lo lupa bawa larutan NaCl? Gila!!" bentak Elis. Reana yang baru masuk kelas pun terkejut. "Eh, apa-apaan sih lo, kok marah-marah?" tanya Reana. Kiran pun hanya bisa menangis. "Ah, Kiran, lo tau nggak sih kalo eksperimen ini penting buat gue. Nilai gue udah jelek di Biologi. Lo sih enak nilainya bagus. Tega!" Elis bicara dengan nada tinggi. "Ehm, so..so..sorry, Lis. Gue nggak ada niat apapun. Gue nggak sengaja" ujarnya, sambil menangis. "Eh, udah ah. Larutan garam kan bisa dibikin di dapur" ujar Reana. "Alah, lo urus deh, Re. Jam terakhir nanti harus ada," seru Elis kepada Reana. Reana pun menenangkan Kiran. "Ran, udah jangan nangis. Nanti gue temenin lo pas istirahat ya. Nggak papa kok, jangan nangis ya," ujar Reana menenangkan. Kiran hanya mengangguk, sambil menangis. Jam pertama pun mereka lalui, dengan diam. -- "Eh Ran, lo bisa bikin sendiri kan larutannya?" tanya Re...