Suatu pagi, gue ngaca di jendela depan rumah gue. Dengan segala kelebihan lemak yang ada, tiba-tiba gue tersenyum. Biasanya gue awali hari gue, di depan kaca itu, sambil merenung, "Kenapa gue gendut? Kenapa gue nggak kayak anak-anak cewek lain yang bisa tampil cantik tiap hari? Kenapa gue nggak punya cowok?" dan masih banyak kenapa-kenapa lainnya.
Tapi pagi itu beda. Entah kenapa, gue berusaha buat melihat dari sudut pandang lain.
Gue ketawa. Gue inget apa yang gue pikirin saat itu. Dan kalau otak gue bisa bicara, dia pasti bilang gini :
"Stel, lo gendut. Tapi bersyukur lah. Lo sehat, lo bisa mikir, otak lo jalan, lo masih bisa belajar dengan baik. Lo masih bisa punya banyak temen yang lo andelin. Lo punya banyak sahabat yang menerima lo apa adanya. Masalah cowok? Bawa becanda aja. Suatu saat ada kok yang menerima lo apa adanya. Stop saying WHY, but just say, THANK YOU. Makasih buat Tuhan yang udah lo ciptain apa adanya."
Jadi itu aja yang mau gue bilang. Lo semua, yang ada di luar sana, coba tengok apa kelebihan lo. Jangan terus-terusan bilang kenapa. Cukup bilang makasih atas apa yang lo punya sampai saat ini.
Thanks, and Good Night.
Tapi pagi itu beda. Entah kenapa, gue berusaha buat melihat dari sudut pandang lain.
Gue ketawa. Gue inget apa yang gue pikirin saat itu. Dan kalau otak gue bisa bicara, dia pasti bilang gini :
"Stel, lo gendut. Tapi bersyukur lah. Lo sehat, lo bisa mikir, otak lo jalan, lo masih bisa belajar dengan baik. Lo masih bisa punya banyak temen yang lo andelin. Lo punya banyak sahabat yang menerima lo apa adanya. Masalah cowok? Bawa becanda aja. Suatu saat ada kok yang menerima lo apa adanya. Stop saying WHY, but just say, THANK YOU. Makasih buat Tuhan yang udah lo ciptain apa adanya."
Jadi itu aja yang mau gue bilang. Lo semua, yang ada di luar sana, coba tengok apa kelebihan lo. Jangan terus-terusan bilang kenapa. Cukup bilang makasih atas apa yang lo punya sampai saat ini.
Thanks, and Good Night.
Comments
Post a Comment