Malam,
Entah kenapa saya kepikiran untuk ngepost hal semacam ini. Jujur, hari ini, sedikit campur aduk. If I take a conclusion for today, I think it's one of my bad days.
Wajar kan, kalau ada satu hari di mana kita ingin mengumpat atau bahasa halusnya, "mencurahkan" isi hati, Apapun bisa kok dicurahin, yah mau galau atau apapun, terserah. Kalau kita punya rasa, berarti kita hidup, masih bisa do a lot things in this life lah istilahnya. (Istilah darimana coba...)
Terus tiba-tiba saya kepikiran hal ini...
Siapa saya, sampai berani mengumpat? Sampai berani kesal tapi nggak rasional?
And I finally, I found this
Di mana bumi....
Di mana saya berdiri....
Di mana semuanya..
Saya sebal, lalu menyerah, lalu mau jadi apa?
Ternyata, saya nggak lebih dari titik, saya ibarat atom di muka bumi yang kasat mata, bahkan atom lebih kecil. Saya, yang mulutnya paling banyak, yang maunya paling banyak, yang paling egois,
ternyata bukan apapun...
Kita hanya debu, itu benar, hanya partikel, itu juga benar...
Tapi kita hidup..
Kita bernyawa, dan menyenandungkan doa kepada Tuhan
Kita berlari, kita adalah titik yang bisa mewarnai bumi bak pelangi
Kesal, itu boleh
Tapi kalau sudah tak rasional seperti saya..
Ambillah kaca, dan tanyakan pada diri kita
"Siapa kamu?"
Ketika emosi membahana dalam diri, dan menguasainya, kita akan jatuh, dan menjadi semakin kecil, hingga akhirnya..
tidak ada yang tahu, kalau kita HIDUP
Selama kita jadi titik, atau tidak lebih dari titik..
Kita harus kuat, tegar, kayak karang dihempas ombak yang gedenya gila-gilaan
Harus tertawa, supaya kita jadi partikel yang berwarna..
kita, tak lebih dari titik di galaksi bimasakti. kita tak lebih dari apapun di alam semesta ini. kita...hanyalah manusia
Comments
Post a Comment