Skip to main content

Tak Lebih Dari Titik

Malam,
Entah kenapa saya kepikiran untuk ngepost hal semacam ini. Jujur, hari ini, sedikit campur aduk. If I take a conclusion for today, I think it's one of my bad days.
Wajar kan, kalau ada satu hari di mana kita ingin mengumpat atau bahasa halusnya, "mencurahkan" isi hati, Apapun bisa kok dicurahin, yah mau galau atau apapun, terserah. Kalau kita punya rasa, berarti kita hidup, masih bisa do a lot things in this life lah istilahnya. (Istilah darimana coba...)

Terus tiba-tiba saya kepikiran hal ini...
Siapa saya, sampai berani mengumpat? Sampai berani kesal tapi nggak rasional?

And I finally, I found this
Di mana bumi....
Di mana saya berdiri....
Di mana semuanya..

Saya sebal, lalu menyerah, lalu mau jadi apa?
Ternyata, saya nggak lebih dari titik, saya ibarat atom di muka bumi yang kasat mata, bahkan atom lebih kecil. Saya, yang mulutnya paling banyak, yang maunya paling banyak, yang paling egois,

ternyata bukan apapun...

Kita hanya debu, itu benar, hanya partikel, itu juga benar...
Tapi kita hidup..

Kita bernyawa, dan menyenandungkan doa kepada Tuhan
Kita berlari, kita adalah titik yang bisa mewarnai bumi bak pelangi

Kesal, itu boleh
Tapi kalau sudah tak rasional seperti saya..
Ambillah kaca, dan tanyakan pada diri kita
"Siapa kamu?"
Ketika emosi membahana dalam diri, dan menguasainya, kita akan jatuh, dan menjadi semakin kecil, hingga akhirnya..
tidak ada yang tahu, kalau kita HIDUP

Selama kita jadi titik, atau tidak lebih dari titik..
Kita harus kuat, tegar, kayak karang dihempas ombak yang gedenya gila-gilaan
Harus tertawa, supaya kita jadi partikel yang berwarna..

kita, tak lebih dari titik di galaksi bimasakti. kita tak lebih dari apapun di alam semesta ini. kita...hanyalah manusia


Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Tips and Tricks UKMPPD!

Sudah seabad tidak menulis, akhirnya tergerak nulis setelah beberapa saat lalu ada adik-adik yang nanya : "Kak, bentar lagi UKMPPD, huhu" "Kak, lesnya gimana?" "Kak, aku ikut les yang mana ya kak?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah beberapa (dari sekian) pertanyaan yang saya ajukan ke kakak-kakak yang sebelumnya sudah lulus UKMPPD sebelumnya. Jujur, dari sekian banyak hal yang saya takutkan, UKMPPD ini adalah salah satunya. Kalau ditarik beberapa bulan ke belakang, masih nggak nyangka bisa lulus. UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) merupakan ujian akhir yang pastinya harus dilewati setiap mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk dapat lulus dan akhirnya disumpah menjadi seorang dokter. Karena ujian ini betul-betul yang terakhir sebelum memperoleh gelar dokter, makanya perjuangannya gila-gilaan. Tapi, harus segila apa sih? Tulisan ini, seperti judulnya : Bukan Tips and Tricks, maka isinya memang bukan gimana caranya kita lul...

Drama Ngeklik Internsip (Part 2) : END!

I'm dying to get this announcement! Setelah beberapa minggu ini cukup hectic, saya baru kesampaian untuk menuliskan pengalaman ngeklik isip yang dag-dig-dug-dhuar itu. Karena sudah telat updatenya, jadi saya segera ceritakan saja ya, tentang jatuh bangun ngeklik isip. Note : sebetulnya agak hiperbola kalau dibilang drama. Tapi, ini adalah salah satu momen drama dalam hidup saya akhir-akhir ini. jadi, enjoy aja ya. kan kalo judulnya nggak drama, nanti kalian ngga mau baca lagi hahaha lol! Phase 1 : Survey! Sebulan atau dua bulan sebelum ngeklik, saya survey nih ya ke tempat ngeklik. Ngapain sih survey? Dasarnya adalah karena warnet ini jauh banget dari rumah saya, dan saya sangat asing dengan daerah ini. Kebetulan saya nganggur, saya memutuskan buat mengunjungi warnet-warnet ini. Dua warnet yang saya pilih adalah Mineski dan Supernova, dan dua-duanya berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Beneran buta daerah sana. Selain itu, saya juga sebenernya pengen tahu...

She is a Ghost, She is Falling in Love (4)

Di sekolah.. "Aduh, lo lupa bawa larutan NaCl? Gila!!" bentak Elis. Reana yang baru masuk kelas pun terkejut. "Eh, apa-apaan sih lo, kok marah-marah?" tanya Reana. Kiran pun hanya bisa menangis. "Ah, Kiran, lo tau nggak sih kalo eksperimen ini penting buat gue. Nilai gue udah jelek di Biologi. Lo sih enak nilainya bagus. Tega!" Elis bicara dengan nada tinggi. "Ehm, so..so..sorry, Lis. Gue nggak ada niat apapun. Gue nggak sengaja" ujarnya, sambil menangis. "Eh, udah ah. Larutan garam kan bisa dibikin di dapur" ujar Reana. "Alah, lo urus deh, Re. Jam terakhir nanti harus ada," seru Elis kepada Reana. Reana pun menenangkan Kiran. "Ran, udah jangan nangis. Nanti gue temenin lo pas istirahat ya. Nggak papa kok, jangan nangis ya," ujar Reana menenangkan. Kiran hanya mengangguk, sambil menangis. Jam pertama pun mereka lalui, dengan diam. -- "Eh Ran, lo bisa bikin sendiri kan larutannya?" tanya Re...