"Egis, lo harus tauuu!" Sekar mendatangi sobatnya, terburu-buru. Tangannya memegang erat sebuah majalah. Egis yang sedang melamun sambil makan ketoprak di kantin, agak terkejut.  "Hah, kenapa lo? Ada yang penting banget ya, sampai lari terbirit-birit gitu?"  "Gisella, lo harus liat "Sastra" edisi bulan ini! Sumpah Egiiiiis!!! Isinya sangat....sangat.....ah, udahlah. Lo baca sendiri aja, gue sampai speechless, " Sekar bicara dengan kecepatan cahaya tanpa ambil napas.  Sudah bisa dipastikan bahwa si nona rempong ini langsung ngos-ngosan. Ia diam untuk menghirup napas, sambil menyerahkan majalah "Sastra" pada Egis. Egis mengambil buku itu, lalu membolak-balik tiap halaman. Namun wajahnya tidak kalah datar dari jalan yang baru diaspal.   "Sumpah Egis, tumben banget ini anak-anak mading sekolah bikin artikel yang so sweet kayak gini. Gue baca aja sampe merem melek. Dan ini HARUS-LO-PRAKTEKKIN," Sekar sibuk promosi bak orasi menuntu...
halaman seorang stella. mudah ditemukan di keramaian dengan badan besar, kacamata, dan rambut keritingnya. having this page since 2010, and too many stories to tell. better read them by yourself. but first of all, thanks for whoever you are that inspire me so much. you, yes you!