Skip to main content

Dunia Dongeng

Saya sering baca dongeng. Bukan dongeng yang kurcaci-kurcaci atau ada Putri Cantik dan Pangeran Tampan. Bukan dongeng tentang ramuan ajaib yang bisa bikin tidur seratus tahun itu, hehe. Tapi tentang cerita-cerita di novel, cerpen, ini, itu, tulisan temen, dan lainnya.

Dan hampir semuanya itu, ya tentang cinta, pacaran, pasangan, nikah, dan lain sebagainya.

Kalau di novel-novel itu, bagi saya, dunia nyata yang didongeng-dongengin. Dongeng yang masuk akal, dan ada kemungkinan itu terjadi.

Ketika ada seorang cewek yang merasa menemukan jodohnya eh ternyata beneran.
Ketika ada seorang cewek dan cowok yang musuhan, akhirnya jadi pacaran, bahkan nikah.
Ketika ada ini, dan itu, akhirnya bersatu.

Indah nggak?
Indah lah jelas

Pengen seperti itu nggak?
...

Nggak tau deh, haha.

Kadang, dorongan imajinasi, yang membuat saya jatuh ke dalam cerita-cerita manis itu. "Haa, demiapa endingnya begini?" atau "Ah, seandainya gue jadi si (tokoh dalam novel)", adalah hal-hal yang seringkali saya bayangkan.

Euh, galau abis ya. Haha, ya, mungkin iya.

Dee, di kumpulan prosa "Filosofi Kopi"-nya, pernah menulis tulisan pendek dengan judul..

"Surat yang Tak Pernah Sampai"

Nah, mungkin saya kecebur di dunia dongeng itu. Dongeng "Surat yang Tak Pernah Sampai" itu.

Mungkin, memang ditakdirkan surat saya itu paling jauh cuma sampai tepi meja belajar, nggak akan kemana-mana.
Mungkin, memang seharusnya, perasaan ini disimpan dalam relung hati dan pikiran, dan nggak akan loncat indah ke..dia.

Ah, nggak rela, nggak lega, tapi mau apa?

Saya punya ratusan kesempatan selama tiga tahun
Punya ribuan jam untuk melihat langsung
Punya ratus ribuan menit untuk bicara setiap hari

Tapi nggak punya sedetikpun untuk mengungkapkannya.

Jadi, selamat datang, di dunia dongeng saya,

Di mana impian itu, belum juga tersampaikan.
Entah apakah menjadi sesuatu...yang tak pernah sampai.

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Tips and Tricks UKMPPD!

Sudah seabad tidak menulis, akhirnya tergerak nulis setelah beberapa saat lalu ada adik-adik yang nanya : "Kak, bentar lagi UKMPPD, huhu" "Kak, lesnya gimana?" "Kak, aku ikut les yang mana ya kak?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah beberapa (dari sekian) pertanyaan yang saya ajukan ke kakak-kakak yang sebelumnya sudah lulus UKMPPD sebelumnya. Jujur, dari sekian banyak hal yang saya takutkan, UKMPPD ini adalah salah satunya. Kalau ditarik beberapa bulan ke belakang, masih nggak nyangka bisa lulus. UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) merupakan ujian akhir yang pastinya harus dilewati setiap mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk dapat lulus dan akhirnya disumpah menjadi seorang dokter. Karena ujian ini betul-betul yang terakhir sebelum memperoleh gelar dokter, makanya perjuangannya gila-gilaan. Tapi, harus segila apa sih? Tulisan ini, seperti judulnya : Bukan Tips and Tricks, maka isinya memang bukan gimana caranya kita lul...

Drama Ngeklik Internsip (Part 2) : END!

I'm dying to get this announcement! Setelah beberapa minggu ini cukup hectic, saya baru kesampaian untuk menuliskan pengalaman ngeklik isip yang dag-dig-dug-dhuar itu. Karena sudah telat updatenya, jadi saya segera ceritakan saja ya, tentang jatuh bangun ngeklik isip. Note : sebetulnya agak hiperbola kalau dibilang drama. Tapi, ini adalah salah satu momen drama dalam hidup saya akhir-akhir ini. jadi, enjoy aja ya. kan kalo judulnya nggak drama, nanti kalian ngga mau baca lagi hahaha lol! Phase 1 : Survey! Sebulan atau dua bulan sebelum ngeklik, saya survey nih ya ke tempat ngeklik. Ngapain sih survey? Dasarnya adalah karena warnet ini jauh banget dari rumah saya, dan saya sangat asing dengan daerah ini. Kebetulan saya nganggur, saya memutuskan buat mengunjungi warnet-warnet ini. Dua warnet yang saya pilih adalah Mineski dan Supernova, dan dua-duanya berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Beneran buta daerah sana. Selain itu, saya juga sebenernya pengen tahu...

She is a Ghost, She is Falling in Love (4)

Di sekolah.. "Aduh, lo lupa bawa larutan NaCl? Gila!!" bentak Elis. Reana yang baru masuk kelas pun terkejut. "Eh, apa-apaan sih lo, kok marah-marah?" tanya Reana. Kiran pun hanya bisa menangis. "Ah, Kiran, lo tau nggak sih kalo eksperimen ini penting buat gue. Nilai gue udah jelek di Biologi. Lo sih enak nilainya bagus. Tega!" Elis bicara dengan nada tinggi. "Ehm, so..so..sorry, Lis. Gue nggak ada niat apapun. Gue nggak sengaja" ujarnya, sambil menangis. "Eh, udah ah. Larutan garam kan bisa dibikin di dapur" ujar Reana. "Alah, lo urus deh, Re. Jam terakhir nanti harus ada," seru Elis kepada Reana. Reana pun menenangkan Kiran. "Ran, udah jangan nangis. Nanti gue temenin lo pas istirahat ya. Nggak papa kok, jangan nangis ya," ujar Reana menenangkan. Kiran hanya mengangguk, sambil menangis. Jam pertama pun mereka lalui, dengan diam. -- "Eh Ran, lo bisa bikin sendiri kan larutannya?" tanya Re...