"Perang buat saya biasa aja.."
Kontroversial banget kan pernyataan tersebut. Ya, itu adalah pernyataan yang baru saja terpikirkan, dan ya bener. Perang itu biasa aja. Kenapa biasa aja? Karena saya nggak berada di dalam perang itu.
Perang, dari jaman dahulu sudah ada yang namanya perang. Kalau kita tonton film-film kolosal, betapa mudahnya melibas pedang ke leher lawan, dan betapa mudahnya menembakkan peluru panas tepat di dahi lawan. Dengan kata lain, perang = saling membunuh.
Mungkin kalau kita tonton, kita cuma pikir sejenak. Halah, paling mati. Halah paling juga nanti battlenya tinggal antara panglima pihak A dan panglima pihak B. Jadi ya, perang itu sudah biasa kita lihat.
Tapi, perang di dunia nyata...
Kebayang nggak, kumpulan orang saling bermusuhan dan mau nggak mau harus melenyapkan nyawa satu sama lain. Membunuh. Melenyapkan nyawa. Dan itu nggak akan bisa balik lagi, kecuali Tuhan berkata lain. Saya baru aja berpikir, perang fisik seperti itu, dengan banyaknya pejuang yang meninggal, mati bersimbah darah, entah bagaimana proses kematiannya.. Cukup pilu untuk dibayangkan.
Tapi, seringkali, yang terbayang adalah, bagaimana keluarga yang ditinggalkannya. Bagaimana kalau dia punya suatu keluarga yang jadi tanggungan, atau pasangan yang dinikahinya setelah perang usai dan berharap pulang selamat, atau yang belum melihat kelahiran putranya, dan lain sebagainya..
Baru terasa kan, kenapa perang itu terasa jahat.
Karena perang tidak cuma membunuh yang ada di medan penghabisan. Tapi membunuh kebahagiaan mereka, sanak keluarga yang menunggu di rumah.
Dan sekarang, perang Israel-Palestina, perang A dan B, berbagai kasus genosida yang masih banyak terjadi di Afrika, dan masih banyak lagi perang-perang yang sebenarnya berlangsung di dunia. Ada banyak perempuan atau laki-laki seumuran saya yang saat ini mungkin harus angkat senjata, atau harus bersembunyi dalam gelap agar tidak menjadi incaran, ada yang mungkin menjadi korban perang, atau ditinggal oleh ayahnya untuk berperang..
Perang memang ada. World Peace, kadang menjadi wacana kalau tidak sepenuhnya penduduk dunia mau menyadarinya. Buat saya, tidak ada gunanya membela satu pihak dalam perang. Saya tidak membela Israel, saya pun tidak membela Palestina. Mau yang satu lebih kuat pun, keduanya sama-sama menyanggupi perang, dan dari kedua pihak juga sama-sama jatuh korban. 
Sama-sama kehilangan nyawa.
Jadi, akan lebih baik kalau kita membuka hati. Kita jaga, perdamaian yang sudah kita nikmati ini, dan kita doakan, mereka yang berperang, akan menemukan titik terang, sampai yang namanya "melenyapkan nyawa satu sama lain" sudah tidak perlu dilakukan.
Happy Sunday!
Comments
Post a Comment