Apa yang kita inginkan, bukan selalu yang kita butuhkan. Sering dengar pepatah ini?
Well, for me personally, I often hear this. Dan seakan-akan, entah kenapa keinginan menjadi sesuatu yang dinomorduakan dari kebutuhan.
Ya memang sih, yang namanya kebutuhan itu jelas harus diutamakan dari keinginan pribadi. Karena pada hakekatnya manusia tidak pernah puas mendapat apa yang ia inginkan. Selalu mau lebih dan di atas. Sudah dapat A, minta B. Dapat B minta C. Dapat C minta A.
Tapi, keinginan, mimpi, semua yang kita suka itu....nggak bisa selamanya dinomorduakan. Iya nggak?
Sah aja kok mengingini sesuatu asalkan masih di batas nalar dan logika, nggak nyakitin orang lain, nggak ngerusak hidup, dan lainnya.
Buat saya, keinginan dan kebutuhan itu setara. Karena keduanya memiliki korelasi yang, sulit dijelaskan sih sebenarnya. Saya pribadi, merasa bahwa keinginan bisa menjunjung pemenuhan kebutuhan itu sendiri. Haha, ribet ya?
Intinya....
Dengan melakukan apa yang kita suka --> kita jadi terpacu untuk melakukan sesuatu --> guna memenuhi kebutuhan.
I sound like a crap, kayak lagi bikin bagan buat presentasi.
Tapi, argh, kenapa (lagi-lagi kenapa) keinginan yang begitu kuat bisa hancur dengan melihat kenyataan yang ada.
Sampai akhirnya ada di masa, ketika saya merasa bingung pada apa yang saya inginkan.
Berakibat fatal, sehingga (korelasi yang saya sebut tadi) membuat saya jadi bingung apa yang saya butuhkan.
I need....people.
No, way too generally.
I need...bestfriend.
Place where I can talking whatever I want or telling whatever I know, whatever I feel.
And knowing that he/she has story to be shared with me, no matter what she/he feels. The way you let someone judge you, cause you think you know, that he/she knows you personally, the way you are.
So, right now, mandiri sih pada kenyatannya.
But a person who, stands for me, in whatever condition or saying good/bad about me, face to face...
(right now) seems impossible to be found.
And now, I kinda desperate about my examination.
I'm unstable
Well, for me personally, I often hear this. Dan seakan-akan, entah kenapa keinginan menjadi sesuatu yang dinomorduakan dari kebutuhan.
Ya memang sih, yang namanya kebutuhan itu jelas harus diutamakan dari keinginan pribadi. Karena pada hakekatnya manusia tidak pernah puas mendapat apa yang ia inginkan. Selalu mau lebih dan di atas. Sudah dapat A, minta B. Dapat B minta C. Dapat C minta A.
Tapi, keinginan, mimpi, semua yang kita suka itu....nggak bisa selamanya dinomorduakan. Iya nggak?
Sah aja kok mengingini sesuatu asalkan masih di batas nalar dan logika, nggak nyakitin orang lain, nggak ngerusak hidup, dan lainnya.
Buat saya, keinginan dan kebutuhan itu setara. Karena keduanya memiliki korelasi yang, sulit dijelaskan sih sebenarnya. Saya pribadi, merasa bahwa keinginan bisa menjunjung pemenuhan kebutuhan itu sendiri. Haha, ribet ya?
Intinya....
Dengan melakukan apa yang kita suka --> kita jadi terpacu untuk melakukan sesuatu --> guna memenuhi kebutuhan.
I sound like a crap, kayak lagi bikin bagan buat presentasi.
Tapi, argh, kenapa (lagi-lagi kenapa) keinginan yang begitu kuat bisa hancur dengan melihat kenyataan yang ada.
Sampai akhirnya ada di masa, ketika saya merasa bingung pada apa yang saya inginkan.
Berakibat fatal, sehingga (korelasi yang saya sebut tadi) membuat saya jadi bingung apa yang saya butuhkan.
I need....people.
No, way too generally.
I need...bestfriend.
Place where I can talking whatever I want or telling whatever I know, whatever I feel.
And knowing that he/she has story to be shared with me, no matter what she/he feels. The way you let someone judge you, cause you think you know, that he/she knows you personally, the way you are.
So, right now, mandiri sih pada kenyatannya.
But a person who, stands for me, in whatever condition or saying good/bad about me, face to face...
(right now) seems impossible to be found.
And now, I kinda desperate about my examination.
I'm unstable
Comments
Post a Comment