Tumblr nggak bisa dibuka, jadinya balik ke halaman ini lagi ya!
Welcome to Androena's Page. Sedang mencoba untuk sering menulis lagi, soalnya buah pikir banyak banget tapi nggak satupun yang jadi tulisan. Sedih, Tapi nggsk papa. I let my mind flow and try to write it. At least you can read through my perspectives to see the world the way I do. (Mohon berasa orang penting)
Dasar orang nyebelin!
Kenapa judulnya kayak gitu? Ya karena baru nyadar aja sih, ternyata orang nyebelin itu banyak. Iya, banyak. Banyak pake banget. Termasuk diri kita sendiri. Tapi, apa sih definisi nyebelin itu?
Menurut KBBI, nyebelin itu nggak ada, adanya kata "SEBAL"
Sebal : /se·bal/ a kesal (hati); mendongkol (karena kecewa, tidak senang, dan sebagainya)
Nah, intinya orang yang menyebalkan adalah orang yang bikin dongkol hati. Bikin, keikhlasan di dalam hati ini senantiasa pudar, kayak baju berwarna salah cuci terus luntur. Nyebelin tuh macemnya banyak. Terlalu rame, nyebelin. Pendiem banget nggak bisa diajak diskusi, nyebelin. Ngikut doang ga inisiatif, termasuk nyebelin. Tapi inisiatif banget-banget sampe yang lain nggak kebagian jatah ngomong, ya nyebelin dong ya.
Kadang, semudah itu kita mengecap orang-orang di sekitar kita yang semenyebalkan itu. Sampe ngebatin,]"Ya Tuhan, ada ya orang kayak gini hidup". Kenyataannya ya, emang ada hoahaha.
Semenjak koas, kita harus banget untuk berinteraksi secara lebih mandiri ke banyak pihak. Mulai dari sesama koas, lalu nanti sama junior, sama senior, sama bapak/ibu perawat, bapak/ibu residen, bapak/ibu SPV, bapak/ibu/siapapun. jangan lupa berinteraksi sama pasien juga!
Karena kita kelak bekerja di rumah sakit. Nggak mungkin kan, nggak berinteraksi sama banyak orang. Kalau diem-diem aja, bukan berarti nggak gaul. Kamu mau kerjasama sama siapa bos, kalau nggak berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik.
Nah, dari berbagai subyek yang berinteraksi dengan kita, tentunya ada orang-orang yang baik hati pake banget. Ada yang aneh-aneh sampe bikin geleng kepala. Ada yang nyolot. Ada yang menjunjung tinggi senioritas, dan ada yang menjunjung tinggi kekeluargaan tanpa melihat diri kamu siapa. Dan ada pula ya, yang nyebelin itu.
Saya gampang banget, ngejudge orang. "Sumpah bapak X nyebelin." "Si itu ngeselin banget sih". "Si itu nggak tahu sopan santun, sumpah"
Ya, gitu. Fase mengumpat. Hadeh.
Tapi, baru-baru ini (eh nggak sih, dah agak lama juga), nyebelin itu tergantung. Tergantung emang dari kondisi dan situasi. Dan tentunya tergantung orang itu sendiri. Emang bawaannya nyebelin, mau diapain lagi. Ada sih beberapa orang yang habitnya nggak diubah.Tapi, jangan salah. Setiap orang PASTI membawa satu kebaikan dalam dirinya entah dalam bentuk apapun.
Atau, di sisi lain, pernahkah kita merasa kalau kita adalah oknum yang menyebalkan tersebut?
Jadi, saya merasa kayaknya harus nih refleksi diri. Sehabis saya curhat tentang "menurut aku, si X ini nyebelin", lalu dia mulai menambahi "ya, coba kamu lihat dari sisi X. menurut kamu, dia pantes nggak berbuat kayak gitu kalau dia di**** (rahasia ya) sama kalian. ya pasti bete lah, aku ya bete kalau digituin"
(singkat cerita jadi saya lagi kesel aja sama sesosok manusia ini. yang sebenernya udah sering bikin saya kesel. tapi, dia gak semengesalkan itu ternyata. semua tergantung situasi dan kondisi. dan beberapa sifat dari saya maupun dia yang mungkin bisa diubah ke depannya)
Nah, jadi saya mulai berkaca. Iya juga sih, kalau dia jadi sosok yang menyebalkan buat saya, berarti saya mungkin menjadi sosok yang menyebalkan buat dia, iya kan? Intinya, saya pun bisa jadi sosok yang menyebalkan itu, Dengan segala pembenaran, ketidakpekaan, dan mungkin kekurangmampuan saya membaca situasi, saya bisa berubah menjadi sesosok menyebalkan itu,
Terus apa yang bisa saya lakuin untuk jadi orang yang enggak menyebalkan?
Ada nggak sih orang yang nggak menyebalkan? Buat saya ADA. Hahaha. Orang-orang yang tidak menyebalkan adalah mereka yang mampu memposisikan diri dengan tepat, dan mau easy going gitu. Sama siapa aja ayok. Nggak pusing, nggak banyak aturan, nggak banyak cingcong, berteman mengalir aja seperti air. Tapi apakah selamanya dia tidak menyebalkan? Ya, kadang nyebelin sih. Tapi mungkin itu karena saya yang PMS (Pre-Menstrual Syndrome: Fase ketika hendak mengalami menstruasi dalam siklus menstruasi, di mana hormon estrogen dan progesteron mulai turun. Akan mempengaruhi dari sisi psikologis maupun fisik dari wanita), jadi semua-mua disensiin.
Coba deh, kita berkaca lagi. Sebelum ngejudge orang dengan semudah itu. Yuk lebih positif, lebih banyak menyebarkan kebahagiaan dan persahabatan,
Nggak melulu harus muluk, nggak melulu harus heboh. Kita bisa ngerefleksikan segala sesuatu yang kita lakukan sehari ini. Semacam membuat list. Am I do right? Am I do wrong?
Kalau memang salah, ya kita hindari. Kalau benar, lanjutkan!
Sekian curhatan dari Stella hari ini. Doakan besok bisa kembali menulis lagi.
-S
Welcome to Androena's Page. Sedang mencoba untuk sering menulis lagi, soalnya buah pikir banyak banget tapi nggak satupun yang jadi tulisan. Sedih, Tapi nggsk papa. I let my mind flow and try to write it. At least you can read through my perspectives to see the world the way I do. (Mohon berasa orang penting)
Dasar orang nyebelin!
Kenapa judulnya kayak gitu? Ya karena baru nyadar aja sih, ternyata orang nyebelin itu banyak. Iya, banyak. Banyak pake banget. Termasuk diri kita sendiri. Tapi, apa sih definisi nyebelin itu?
Menurut KBBI, nyebelin itu nggak ada, adanya kata "SEBAL"
Sebal : /se·bal/ a kesal (hati); mendongkol (karena kecewa, tidak senang, dan sebagainya)
Nah, intinya orang yang menyebalkan adalah orang yang bikin dongkol hati. Bikin, keikhlasan di dalam hati ini senantiasa pudar, kayak baju berwarna salah cuci terus luntur. Nyebelin tuh macemnya banyak. Terlalu rame, nyebelin. Pendiem banget nggak bisa diajak diskusi, nyebelin. Ngikut doang ga inisiatif, termasuk nyebelin. Tapi inisiatif banget-banget sampe yang lain nggak kebagian jatah ngomong, ya nyebelin dong ya.
Kadang, semudah itu kita mengecap orang-orang di sekitar kita yang semenyebalkan itu. Sampe ngebatin,]"Ya Tuhan, ada ya orang kayak gini hidup". Kenyataannya ya, emang ada hoahaha.
Semenjak koas, kita harus banget untuk berinteraksi secara lebih mandiri ke banyak pihak. Mulai dari sesama koas, lalu nanti sama junior, sama senior, sama bapak/ibu perawat, bapak/ibu residen, bapak/ibu SPV, bapak/ibu/siapapun. jangan lupa berinteraksi sama pasien juga!
Karena kita kelak bekerja di rumah sakit. Nggak mungkin kan, nggak berinteraksi sama banyak orang. Kalau diem-diem aja, bukan berarti nggak gaul. Kamu mau kerjasama sama siapa bos, kalau nggak berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik.
Nah, dari berbagai subyek yang berinteraksi dengan kita, tentunya ada orang-orang yang baik hati pake banget. Ada yang aneh-aneh sampe bikin geleng kepala. Ada yang nyolot. Ada yang menjunjung tinggi senioritas, dan ada yang menjunjung tinggi kekeluargaan tanpa melihat diri kamu siapa. Dan ada pula ya, yang nyebelin itu.
Saya gampang banget, ngejudge orang. "Sumpah bapak X nyebelin." "Si itu ngeselin banget sih". "Si itu nggak tahu sopan santun, sumpah"
Ya, gitu. Fase mengumpat. Hadeh.
Tapi, baru-baru ini (eh nggak sih, dah agak lama juga), nyebelin itu tergantung. Tergantung emang dari kondisi dan situasi. Dan tentunya tergantung orang itu sendiri. Emang bawaannya nyebelin, mau diapain lagi. Ada sih beberapa orang yang habitnya nggak diubah.Tapi, jangan salah. Setiap orang PASTI membawa satu kebaikan dalam dirinya entah dalam bentuk apapun.
Atau, di sisi lain, pernahkah kita merasa kalau kita adalah oknum yang menyebalkan tersebut?
Jadi, saya merasa kayaknya harus nih refleksi diri. Sehabis saya curhat tentang "menurut aku, si X ini nyebelin", lalu dia mulai menambahi "ya, coba kamu lihat dari sisi X. menurut kamu, dia pantes nggak berbuat kayak gitu kalau dia di**** (rahasia ya) sama kalian. ya pasti bete lah, aku ya bete kalau digituin"
(singkat cerita jadi saya lagi kesel aja sama sesosok manusia ini. yang sebenernya udah sering bikin saya kesel. tapi, dia gak semengesalkan itu ternyata. semua tergantung situasi dan kondisi. dan beberapa sifat dari saya maupun dia yang mungkin bisa diubah ke depannya)
Nah, jadi saya mulai berkaca. Iya juga sih, kalau dia jadi sosok yang menyebalkan buat saya, berarti saya mungkin menjadi sosok yang menyebalkan buat dia, iya kan? Intinya, saya pun bisa jadi sosok yang menyebalkan itu, Dengan segala pembenaran, ketidakpekaan, dan mungkin kekurangmampuan saya membaca situasi, saya bisa berubah menjadi sesosok menyebalkan itu,
Terus apa yang bisa saya lakuin untuk jadi orang yang enggak menyebalkan?
Ada nggak sih orang yang nggak menyebalkan? Buat saya ADA. Hahaha. Orang-orang yang tidak menyebalkan adalah mereka yang mampu memposisikan diri dengan tepat, dan mau easy going gitu. Sama siapa aja ayok. Nggak pusing, nggak banyak aturan, nggak banyak cingcong, berteman mengalir aja seperti air. Tapi apakah selamanya dia tidak menyebalkan? Ya, kadang nyebelin sih. Tapi mungkin itu karena saya yang PMS (Pre-Menstrual Syndrome: Fase ketika hendak mengalami menstruasi dalam siklus menstruasi, di mana hormon estrogen dan progesteron mulai turun. Akan mempengaruhi dari sisi psikologis maupun fisik dari wanita), jadi semua-mua disensiin.
Coba deh, kita berkaca lagi. Sebelum ngejudge orang dengan semudah itu. Yuk lebih positif, lebih banyak menyebarkan kebahagiaan dan persahabatan,
Nggak melulu harus muluk, nggak melulu harus heboh. Kita bisa ngerefleksikan segala sesuatu yang kita lakukan sehari ini. Semacam membuat list. Am I do right? Am I do wrong?
Kalau memang salah, ya kita hindari. Kalau benar, lanjutkan!
Sekian curhatan dari Stella hari ini. Doakan besok bisa kembali menulis lagi.
-S
Comments
Post a Comment