Halo, selamat hari Senin.
Mumpung punya waktu luang, saya pengen berbagi cerita tentang sahabat saya. Sahabat selama di Undip, dan kelak sahabat selamanya sampai maut memisahkan, amin. (loh ambigu)
Jadi kalau kemarin saya sudah mengungkit-ungkit nama cancan, mungkin baiknya saya mengungkit juga aloe vera vs timun ini.
Mereka adalah tidak lain dan tidak bukan : Alem Pramudita Wibowo, bisa dipanggil alem, lempish, dita (?), mas pram (??)
dan Andika Agus Budiarto, bisa dipanggil andika, dik, dika, dikhet, coco, cocobi, bibir.
Kenapa kita, manusia dari Depok, Wonosobo, dan Lamongan bisa bersatu di Undip?
Nah selamat menyaksikan...
Sewaktu S1 dulu, teman dekat saya banyak sih, ada anak-anak CDV (kebanyakan geng ga sih?), ada anak-anak kost Princess yang tidak lain masuk ke dalam cdv juga sejak dulu, sama cancan dan yeyek. Intinya, Alem dan Andika cuma tahu sebatas nama aja. Dan nggak kepikiran sama sekali kalau kelak kami akan sahabatan, kemana-mana bertiga ec jomblo hingga saat ini.
Dulu, Alem yang pertama kali ngide, membuat poster edukasi gitu di semacam scientific fair yang diselenggarakan salah satu FK Swasta di Jakarta. Kenapa kita pengen ikut acara ilmiah gitu? Karena..ngiler. Ngiler bisa jalan-jalan, kalau menang ya syukur. Tapi main ke kota lain sama temen sendiri pastinya beda banget atmosfirnya. Nah singkat kata, kalau nggak salah itu tahun 2015, jadi kami masih semester 4-5 gitu, iseng coba-coba.
Unfortunately, saya paling nggak bisa yang namanya digital computerized lalala itu. Jujur ya, saya paling banyak nggak bisanya ketimbang bisa. Terus Alem ngedesain poster tentang kanker gitu buat anak-anak dan holy shoot menurut saya, itu poster edukasi yang paling saya suka sampai sekarang (awas aja pas baca ini anaknya kegeeran setengah metong)
Wah, kece parah sih. Langsung semangat dan berharap kita bisa diundang ke Jakarta untuk pengumuman.
Singkat kata, karena ini bener-bener first experience atau kasarannya super raw experience, kami kalah, bung. Jadi buat yang ngira, kalo kita selama ini menang, salah sodara-sodara. We failed at our first jump. Sedih? Sedih soalnya momen pertama itu banyak banget ga enaknya. Mulai dari miskom sama panitia, poster nggak kecetak, presentasi pakai kepekan, nggak pede, alem sakit perut pas nyampe Jakarta, kacamata Stella patah, rambut Stella masih kayak neyomi style, dan kalah pula..sedih nggak sih dengernya?
Tapi di momen pertama itu juga kami kenalan sama yang langganan lomba-lomba juga. Ada kak rekha, kak novita ikbar, kak ocel. Siapa lagi ya? kok kayaknya udah..
Begitu kami kalah, entah kenapa nggak ngerasa kayak "udahlah, kayaknya kita ngga mungkin kayak kakak-kakak yang berangkat tangan kosong, pulang bawa piala". Enggak. Kita tetep pengen berusaha, buat gimana caranya kita ikut lagi.
Lalu, muncul gelombang KTI dkk. Di mana kami harus memaksa diri kami juga untuk fokus sama proposal, penelitian, dan hasil. Tapi, kita juga masih pengen lomba-lomba gitu. Karena kita telat banget untuk memulai di semester yang notabene dah mau lulus (sekitar smt. 8 kami sudah koas, jadi singkat banget waktunya).
Karena waktu itu kebetulan Alem, Andika, sama saya sekelas, alem kepikiran buat nambah personil. Memang idealnya satu tim itu bisa 2-3 orang. Dan melalui doa dan puasa selama 40 hari lamanya, andika kita rekrut.
Andika, adalah makhluk terajin sedunia. Makanan sehari-harinya jurnal sama nasi. Jadi ya gitu, itu adalah salah satu advantage. Di tambah lagi saya sama andika waktu itu mengerjakan KTI biokimia yang sama (yang mana kayaknya saya lebih sering kesel ec KTI yang penuh prahara dan drama sampe otopsi tikus. hate :"( )
Nah, akhirnya jadilah kami bertiga. Saat itu, yang kita kejar adalah salah satu acara ilmiah di Bali. Gila Bro! Bali! Timingnya pas banget sama jadwal selesai presentasi proposal kalo ngaret. Jadi di semester 5 tersebut, saya dan teman-teman berjuang buat...KTI, ngambis lomba, porseni (ini juga sih bikin nangis darah), belom lagi ujian. Tapi, pelan tapi pasti kami mengincar posisi yang penting diundang sampe Bali, udah seneng banget.
Kegiatan rutin ngumpul bertiga sampai nginep di kosan dikhet, cari materi, rekaman pake hp, ngerekam ini itu, alem berkutat dengan software, nyari backsound. Bikin stress sendiri. Tapi somehow, saya menikmati prosesnya. Nggak tau ya, tapi saya merasa saya di antara orang-orang yang rasanya udah kayak saudara sendiri aja. Ini adalah salah satu hal yang paling saya syukuri. Tidak lupa juga kita konsul sama temen-temen yang udah pengalaman bikin video, lomba dll.
Akhirnya, dengan restu orang tua, dan kembalinya Alem dan Andika shalat lima waktu, kami berhasil menyelesaikan tambatan hidup. Waktu, tenaga, otak, duit, keringet tercurah dan akhirnyaaaaa kita bisa sampe Bali. Dan ternyata dimas banurusman pun mengikuti lomba yang sama dan berakhir kita berempat jalan-jalan di Bali. Barengan sama kelompoknya Hanifa, Yacintul, dan Dana.
Bener-bener momen pertama itu, nggak terlupakan sama sekali sih. Sangat nggak terlupakan.
Ada lagi momen-momen lainnyaa :
1. Pas di temilnas malang, saya alem andika masuk ke dua kategori, selang lomba waktu itu cuma setengah sampai satu jam. Akhirnya karena macet dan hujan, kita bertiga dijemput panitia dong. Gils bang bang. Masuk ke ruangan sambil keringetan dan ngosngosan.
2. Di bandung, sempet ngambek sama Alem tapi lupa karena apa
3. Waktu mau ke Bali, udah ngincer tempat duduk yang ada jendela tapi, dapetnya dinding doang :"(
4. Andika latihan presentasi Bahasa Inggris sampai bibirnya melebihi Angelina Jolie :(
5. Pas main ke dufan, saya vertigo abis masuk wahana, alem topinya terbang. Berakhir main di rumah boneka.
Dan di lomba-lomba itu, kami juga semakin mengenal banyak orang, kakak kelas, adik kelas, dan tentunya mengenal satu sama lain.
Puji Tuhan, persahabatan kami masih sampai sekarang. Buka puasa bareng di Rumah Alem, ato nginep dan sahur bareng juga, waktu saya sakit mereka yang nganterin ke rumah sakit, waktu alem operasi kita juga nginep bareng bertiga. Walaupun pernah nggak kumpul sampai 3 bulan karena dunia perkoasan, kita tetep nyambung dan hepi banget kalo bisa kumpul. Makanya, kita sering dibilang kumpul kebo. Kebonya saya.
Makin kesini, saya makin bersyukur bisa kenal sama manusia-manusia ini. Mereka melebihi baik, dan saya percaya orang baik akan sukses dan bahagia lewat jalannya sendiri-sendiri. Selama kita masih di Semarang, dan masih jomblo, mari kumpul kebo lagii! Buat ngerancang kira-kira kita mau ngapain lagi di masa mendatang. Hehe, kadang baper juga sih mengingat sebentar lagi koas selesai, mungkin saya harus kembali ke rumah, dan mungkin bisa aja kita nggak satu kota lagi (wait. gamau mikirin itu :" )
Suatu kali, adik kelas nanya "kak, kok bisa menang? bisa kompak?"
menang adalah perjuangan. kompak, adalah suatu kebetulan dan kita tetap memupuknya sampai selamanya.
Salam, aloe vera vs. timun!
(kenapa aloe vera vs. timun. Karena dulu alem sotoy dibilangnya vaseline ijo itu dari ekstrak timun padahal saya bilang itu dari ekstrak aloe vera. Jadinya nama timnya kayak gitu, sekian)
Didedikasikan untuk kedua sahabat saya yang sudah mengajak saya untuk keliling kota-kota di Indonesia. Someday, we'll travelling around the world, like everyone did.
It's always being a bless to know you two, and I am always proud to both of you.
-S
Comments
Post a Comment