Kadang kita nggak tahu,
Apa yang kita mau, apa yang kita pengen, apa yang mau kita tuju. Kadang satu hari terlewat dengan melakukan banyak hal yang nggak berguna, dan terbitlah penyesalan.
Salah nggak sih kalau kita nggak tahu?
Sebenernya, sering saya merenung tentang ini. Apa itu tandanya belum dewasa? Atau belum mampu ngurus diri sendiri? Apa karena belum kenal diri kita, lantas kita gagal.
Katanya, manusia itu punya hati nurani, suara paling kecil yang ada di benak kita, yang mampu mengarahkan kita ke arah kebaikan, ke arah yang benar.
Kadang saya merasa, hati nurani saya bisu.
Sebisu itu, sampai saya nggak tahu, mau ke mana saya melangkah. Setiap melakukan sesuatu, saya merasa "ah, kayaknya nggak gini deh", atau pikiran lainnya yang mengatakan "Ah, kayaknya gue salah deh". Dan berulang. Sampai akhirnya saya stagnan di satu tempat.
Sampai muncul satu teguran..
"Kamu egois"
Saya mikir, "Hah, egois darimana?"
Terus, saya buka momen saya satu persatu di hari ini, hari di mana saya ngerasa kosong dan nggak tahu mau ngapain.
"Di otak kamu, isinya kamu doang. Nggak mikirin orang lain yang berjuang, yang lagi usaha, yang lagi susah, dan lainnya. Dipikir hidup isinya cuma kamu aja? Ya memang, lakon utama dalam hidupmu ya kamu sendiri. Tapi lakon utama nggak main secara monolog. Dialog. Ada orang lain di sekitar kamu,"
"Then why you just waste your time think about what do you want? You lied if you talk about dreams but then you burn it down by yourself. Kamu punya mimpi, jalanin, wujudkan aja. Kalau gini terus, kamu akan ketarik ke lembah paling dalam, putus asa, dan nggak akan bisa bangkit lagi. Kamu boleh gagal hari ini. Gagal itu biasa, tapi kalau kamu gagal untuk mau dan memulai mengenal sekitar, mau ngejadiin kamu lebih berguna suatu hari nanti, maka kamu gagal. Gagal dalam arti yang sesungguhnya,"
Rasanya kayak ditampar.
Iya, benar. Saya egois. Setiap orang ada waktunya, setiap orang ada momen. Momen untuk berjuang, jatuh, lalu naik lagi ke atas. Meratap terlalu lama, nggak ada gunanya. Lebih baik mencoba mengeksitasi diri, daripada mengasihani diri sendiri.
Sekarang saya tahu mau ngapain.
Mau berguna, nggak mau buang waktu lagi.
Selamat berjuang, bagi kalian yang memang sedang berjuang. Karena kata orang hebat :
Hidup itu, memang perjuangan
Apa yang kita mau, apa yang kita pengen, apa yang mau kita tuju. Kadang satu hari terlewat dengan melakukan banyak hal yang nggak berguna, dan terbitlah penyesalan.
Salah nggak sih kalau kita nggak tahu?
Sebenernya, sering saya merenung tentang ini. Apa itu tandanya belum dewasa? Atau belum mampu ngurus diri sendiri? Apa karena belum kenal diri kita, lantas kita gagal.
Katanya, manusia itu punya hati nurani, suara paling kecil yang ada di benak kita, yang mampu mengarahkan kita ke arah kebaikan, ke arah yang benar.
Kadang saya merasa, hati nurani saya bisu.
Sebisu itu, sampai saya nggak tahu, mau ke mana saya melangkah. Setiap melakukan sesuatu, saya merasa "ah, kayaknya nggak gini deh", atau pikiran lainnya yang mengatakan "Ah, kayaknya gue salah deh". Dan berulang. Sampai akhirnya saya stagnan di satu tempat.
Sampai muncul satu teguran..
"Kamu egois"
Saya mikir, "Hah, egois darimana?"
Terus, saya buka momen saya satu persatu di hari ini, hari di mana saya ngerasa kosong dan nggak tahu mau ngapain.
"Di otak kamu, isinya kamu doang. Nggak mikirin orang lain yang berjuang, yang lagi usaha, yang lagi susah, dan lainnya. Dipikir hidup isinya cuma kamu aja? Ya memang, lakon utama dalam hidupmu ya kamu sendiri. Tapi lakon utama nggak main secara monolog. Dialog. Ada orang lain di sekitar kamu,"
"Then why you just waste your time think about what do you want? You lied if you talk about dreams but then you burn it down by yourself. Kamu punya mimpi, jalanin, wujudkan aja. Kalau gini terus, kamu akan ketarik ke lembah paling dalam, putus asa, dan nggak akan bisa bangkit lagi. Kamu boleh gagal hari ini. Gagal itu biasa, tapi kalau kamu gagal untuk mau dan memulai mengenal sekitar, mau ngejadiin kamu lebih berguna suatu hari nanti, maka kamu gagal. Gagal dalam arti yang sesungguhnya,"
Rasanya kayak ditampar.
Iya, benar. Saya egois. Setiap orang ada waktunya, setiap orang ada momen. Momen untuk berjuang, jatuh, lalu naik lagi ke atas. Meratap terlalu lama, nggak ada gunanya. Lebih baik mencoba mengeksitasi diri, daripada mengasihani diri sendiri.
Sekarang saya tahu mau ngapain.
Mau berguna, nggak mau buang waktu lagi.
Selamat berjuang, bagi kalian yang memang sedang berjuang. Karena kata orang hebat :
Hidup itu, memang perjuangan
Comments
Post a Comment