Beberapa pekan lalu, saya dan teman-teman ceritanya baru saja melakukan pemilihan wahana internsip. Internsip atau selanjutnya lebih enak disebut Isip, adalah momen "magang" satu tahun bagi dokter yang baru lulus dan sudah disumpah, dengan pembagian waktu 8 (delapan) bulan di Rumah Sakit dan 4 (empat) bulan di Puskesmas.
Nah, Isip ini sebenarnya adalah pematangan seorang dokter baru untuk lebih luwes bekerja baik di Rumah Sakit ataupu pusat pelayanan primer seperti Puskesmas. Keberadaannya sendiri, walaupun sudah berjalan sekian tahun, tapi masih menuai pro dan kontra di kalangan para dokter, terutama bagi kami yang harus menjalaninya.
Yang seru dari Isip ini, tak lain dan tak bukan adalah sesi pemilihan wahana. Ada sejuta jalan dan cara yang ditempuh demi memperoleh wahana yang diidamkan. Wah, kalo gitu ada wahana idaman dan ada wahana yang nggak favorit dong?
Memang, ribuan wahana telah disediakan, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Tapi, sudah jadi rahasia umum bahwa nggak semua wahana itu enak. Enak itu relatif, tapi nggak enak itu pasti! Hahaha. Tapi, ya kadang bukan enak-nggak enak juga yang menjadi pertimbangan utama untuk memutuskan akan Isip di mana. Layaknya Pak Jokowi yang memutuskan ibukota kita akan dipindah ke Kalimantan, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak untuk menentukan wahana Isip.
JADI, APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN? APAKAH SAYA KOPROL SAJA?
Tentunya tidak sesulit koprol, Ferguso. Tapi tetap dong, tidak semudah membalik telapak tangan juga.
Tentunya, sebelum berangkat Internsip, kita harus tahu tujuan kita kemana. Ngga mungkin dong, kamu baru memutuskan akan memilih tempat isip langsung mendadak dangdut di warnet. Seperti yang saya bahas tadi, pemilihan wahana Isip bukan hanya perkara "enak/ngga enak". Namanya juga hidup bro, ada enak ada enggaknya juga. Jadi, pertimbangan milih isip antara lain :
Dan masih ada pertimbangan lain kayak wahana ini enak engga yah? Isinya banyak teman-temanku atau engga yah? Tapi intinya, kalian bisa melihat dari sisi lain yakni : less exaggerating side. Internsip ini "cuma" setahun. Buat kalian yang udah menjalani asam-garam dunia kedokteran, satu tahun adalah waktu yang singkat. Jadi, kakak saya berpesan bahwa "it only takes a year. Seburuk-buruknya, kamu cuma ngejalanin setahun". Jadi, keputusan memilih di mana atau bahkan kapan kamu akan milih, it finally only takes a year, guys. It's not a final destination.
	
Oh ya, daftar wahana bisa kalian lihat dari patokan setahun sebelumnya, biasanya enggak beda jauh kok! Tapi kalau mau pasti, silahkan lihat tanggalan dari web isip.
	
	
Apa aja sih yang mesti kita siapkan? Kenapa mesti banyak plan?
Oke, biar saya jelaskan sedikit mengenai plan. Plan atau rencana, merupakan daftar prioritas wahana yang saya mau buat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas. Kenapa sih harus buat daftar prioritas? Biar nggak bingung dong Bro, Sist mau isip di mana. Artinya, jangan berpatokan hanya dengan satu rumah sakit, tapi buat alternatif.
Tapi gimana nih sist kalau saya mau hanya di rumah sakit itu? Pokoknya harga mati deh?
Nah, siapkan plan lain seandainya kalian tidak berhasil memilih wahana isip yang kalian inginkan. Kalian bisa tunda kok, cuma jangan lupa kalau akun isip itu harus divalidasi ulang kalau tidak salah setiap 6 bulan sekali. Jadi, perhatikan pepatah berikut :
Berapa cadangan nih kakak yang harus saya siapkan? Apakah harus 3,5,7,9 seperti bilangan prima?
Jujur ya, saya baru buat cadangan itu, satu hari sebelum ngeklik. Hari pertama regional, saya mempunyai lima cadangan yang kemudian di menit keempat semuanya ludes.
Di nasional, sebagai last chance untuk bisa berangkat periode ini, saya membuat sekitar 7, tapi saya baru fix 5 wahana, di pagi hari sebelum saya ngeklik.
Kalau berdasarkan yang saya dapat dari referensi kakak-kakak senior, buatlah kisaran 5-10 wahana.
	
OH YA : CATAT TANGGAL-TANGGAL PENTING YHA!
Jangan sampe kalian udah siap lahir batin tapi lupa kalo ternyata ngekliknya mustinya kemaren. Jeng-jeng.
	
	
Jaman sekarang, iye sih bener semua serba internet. Tapi Ferguso, internet yang kita butuhkan bukanlah internet yang bisa pake sekedar buat twitteran, instagraman, ato nonton yutup dengan tampilan 144p biar ga buffer.
	
We need more! We need more!
	
Iya, kalian butuh lebih daripada itu.
	
Terus, aku harus bagaimana kakak? Apakah aku harus ke Jepang untuk ngeklik Isip?
Ya gapapa sih, kalo mampu. Gue sih belom semampu itu.
	
Jadi Ferguso, biasanya sih, ada banyak warnet yang membantu memfasilitasi kita dalam memilih wahana isip ini. Dan biasanya sih, warnet yang ada pun adalah warnet langganan buat milih isip. Sebenernya nggak tahu sih boleh sebut merek apa enggak, tapi coba tanyakeun ke senior-senior anda, "maaf kakak, kemarin ngeklik dimana ya?" kalau ia jawab "di komputer" , balang (read : pukul) saja dengan sendal.
Beberapa lokasi yang saya tahu :
Primanet (Jakarta Timur)
Range harga : 500-800 ribuan (ada kelas-kelasnya gitu keknya)
Mineski (Jakarta Barat, Tanjung Duren)
Harga : 200.000 sekali klik
Supernova (Jakarta Barat, Tanjung Duren)
Harga : 200.000 sekali klik
Ada juga Highground, Optimus, dan lain-lain. Coba tanya senior masing-masing!
Jujur nih gaes, kan diriku ini sangat gaptek perkara internet. Sepengetahuan saya nih, internet yang cepet itu yang dipake nonton yutup 1080p nggak buffer. Eh ternyata tidak senaif itu. Kemarin saya dikenal dengan istilah speed dan ping (Duh, maaf kalo salah). Sebelum kemarin ngeklik, diriku sempat survey ke warnet, wawancara sama masnya guna menumbuhkan rasa empati (akan saya bahas di part 2). Intinya kecepatan yang sekian Mbps itu, untuk memilih isip 50Mbps ke atas cukup. Speed yang besar itu berguna semisal page yang akan kita buka dan akses itu membutuhkan kapasitas yang besar kayak nonton film di indoxxi.
	
Tapi bro, buat ngeklik isip, beban pagenya itu enggak gede. Isinya cuma tulisan, terus anda klik pilih, lalu muncullah Pakta Integritas (kalo dapet). Itu kan sedikit banget ya.
	
Nah, muncullah istilah ping yang setelah dijelaskan berulang kali oleh mas warnet dan Varo supaya aku paham, merupakan komponen penting dalam pemilihan isip. Ping itu kalo kubahasakan awam seperti kemampuan bolak-balik antara server kita dan server internsip kemenkes. Semakin cepat (semakin kecil ping-nya) jelas umpan baliknya akan lebih cepat. Mengingat server isip diakses ribuan orang dalam waktu bersamaan, jelas kita butuh ping yang cepat supaya server kita bisa bolak-balik cepet tembus dan akhirnya page bisa muncul, kita juga akhirnya bisa milih.
	
Kesimpulan speed >50 Mbps, dan Ping <5ms --=""> performa yang sudah cukup baik untuk memilih isip.5ms>
	
TAPI KAKAK, ADA LAGI KAH SELAIN WARNET?
Ojelaz ada dongs! Jadi, selain warnet dan anda milih sendiri, ada juga jasa server dan jasa ngeklik. Biayanya memang lebih mahal. Tapi, ya itu tadi, Internsip merupakan suatu keadaan kompetisi di mana kita semua adalah dokter dengan kapabilitas yang dianggap sama yang memperebutkan rerata 15-21 kursi di satu rumah sakit. Jelas, di saat kompetitif seperti ini, setiap orang punya jalannya masing-masing untuk berusaha.
	
	
Oh ya gengs, apakah sudah terasa hawa kedramaan ini? Belum ya? Loh, karena memang dramanya masih di part selanjutnya. Jadi, ada apa gerangan di balik drama ngeklik ini? Tunggu post saya berikutnya yaaaa
	
(BERSAMBUNG)
Nah, Isip ini sebenarnya adalah pematangan seorang dokter baru untuk lebih luwes bekerja baik di Rumah Sakit ataupu pusat pelayanan primer seperti Puskesmas. Keberadaannya sendiri, walaupun sudah berjalan sekian tahun, tapi masih menuai pro dan kontra di kalangan para dokter, terutama bagi kami yang harus menjalaninya.
Yang seru dari Isip ini, tak lain dan tak bukan adalah sesi pemilihan wahana. Ada sejuta jalan dan cara yang ditempuh demi memperoleh wahana yang diidamkan. Wah, kalo gitu ada wahana idaman dan ada wahana yang nggak favorit dong?
BINGO!
Memang, ribuan wahana telah disediakan, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Tapi, sudah jadi rahasia umum bahwa nggak semua wahana itu enak. Enak itu relatif, tapi nggak enak itu pasti! Hahaha. Tapi, ya kadang bukan enak-nggak enak juga yang menjadi pertimbangan utama untuk memutuskan akan Isip di mana. Layaknya Pak Jokowi yang memutuskan ibukota kita akan dipindah ke Kalimantan, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan masak-masak untuk menentukan wahana Isip.
JADI, APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN? APAKAH SAYA KOPROL SAJA?
Tentunya tidak sesulit koprol, Ferguso. Tapi tetap dong, tidak semudah membalik telapak tangan juga.
Step 1 : Where should I go? 
Tentunya, sebelum berangkat Internsip, kita harus tahu tujuan kita kemana. Ngga mungkin dong, kamu baru memutuskan akan memilih tempat isip langsung mendadak dangdut di warnet. Seperti yang saya bahas tadi, pemilihan wahana Isip bukan hanya perkara "enak/ngga enak". Namanya juga hidup bro, ada enak ada enggaknya juga. Jadi, pertimbangan milih isip antara lain :
- Dekat rumah / enggak --> Mau kembali melancong, atau berhemat dengan milih wahana dekat rumah?
 
- Cari pengalaman / mau bersantai ria --> Kalau kalian mencari ilmu, carilah referensi wahana yang akan memberikan ilmu cukup banyak. Misal : dikasih kesempatan jaga IGD sendirian alias dilepas, atau ada diskusi/laporan jaga, atau ada juga diskusi mingguan dengan konsulen, atau milih wahana yang biasanya rada jauh dan banyak tindakan. Atau kalian mau memilih wahana yang jaganya dikit, bisa bobok-bobok, ya monggo terserah anda. Referensi bisa didapat via official Line, atau tanya ke senior anda. Percayalah, senior yang baik tidak akan sesat, kan sudah disumpah dan sekarang kita saudara sekandung :3
 
- INSENTIF GEDE, KARENA HIDUPKU HANYA DUIT DUIT DAN DUIT --> Lho, jangan dikira mata duitan gengs. Karena memang sekarang semua mahal. Atau mungkin, beberapa dari kalian tidak ingin menyusahkan ortu lagi
 
- Internsip rasa Holiday --> Nah, untuk kalian para dokter berjiwa adventurer, atau emang anaknya berjiwa bebas berkelana, momen Isip ini bisa dijadikan sarana untuk kalian memilih tempat yang memang untuk destinasi wisata. Misalnya, di Bali, di Ambon, di NTT, di Pulau X, Y, Z. Kalau emang bisa, kenapa enggak?
 
- RESTUUUUUUUUUU !!!! --> Sebenernya ya gengs, believe it or not, milih wahana Isip itu enggak jauh-jauh dari restu orang tua. NAH MAKA DARI ITU BAMBANG, like I said earlier, memilih wahana isip itu dipertimbangkan dan dipikirkan tidak hanya dirimu seorang, nak. Tapi libatkanlah mama-papa-kakak-adik. Nggak usah bibi-paman-kakek-nenek karena ini bukan lamaran. Karena, restu orang tua hukumnya numero uno kayak cappucino buatan Nadine (oke, tampar aku Ferguso!)
 
Dan masih ada pertimbangan lain kayak wahana ini enak engga yah? Isinya banyak teman-temanku atau engga yah? Tapi intinya, kalian bisa melihat dari sisi lain yakni : less exaggerating side. Internsip ini "cuma" setahun. Buat kalian yang udah menjalani asam-garam dunia kedokteran, satu tahun adalah waktu yang singkat. Jadi, kakak saya berpesan bahwa "it only takes a year. Seburuk-buruknya, kamu cuma ngejalanin setahun". Jadi, keputusan memilih di mana atau bahkan kapan kamu akan milih, it finally only takes a year, guys. It's not a final destination.
Oh ya, daftar wahana bisa kalian lihat dari patokan setahun sebelumnya, biasanya enggak beda jauh kok! Tapi kalau mau pasti, silahkan lihat tanggalan dari web isip.
	Step 2 : Plan A - Plan B - ….. - Plan Z
Apa aja sih yang mesti kita siapkan? Kenapa mesti banyak plan?
Oke, biar saya jelaskan sedikit mengenai plan. Plan atau rencana, merupakan daftar prioritas wahana yang saya mau buat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas. Kenapa sih harus buat daftar prioritas? Biar nggak bingung dong Bro, Sist mau isip di mana. Artinya, jangan berpatokan hanya dengan satu rumah sakit, tapi buat alternatif.
Tapi gimana nih sist kalau saya mau hanya di rumah sakit itu? Pokoknya harga mati deh?
Nah, siapkan plan lain seandainya kalian tidak berhasil memilih wahana isip yang kalian inginkan. Kalian bisa tunda kok, cuma jangan lupa kalau akun isip itu harus divalidasi ulang kalau tidak salah setiap 6 bulan sekali. Jadi, perhatikan pepatah berikut :
it's your choice darling, whether you going forward or just wait for the right time to come.
Berapa cadangan nih kakak yang harus saya siapkan? Apakah harus 3,5,7,9 seperti bilangan prima?
Jujur ya, saya baru buat cadangan itu, satu hari sebelum ngeklik. Hari pertama regional, saya mempunyai lima cadangan yang kemudian di menit keempat semuanya ludes.
Di nasional, sebagai last chance untuk bisa berangkat periode ini, saya membuat sekitar 7, tapi saya baru fix 5 wahana, di pagi hari sebelum saya ngeklik.
Kalau berdasarkan yang saya dapat dari referensi kakak-kakak senior, buatlah kisaran 5-10 wahana.
OH YA : CATAT TANGGAL-TANGGAL PENTING YHA!
Jangan sampe kalian udah siap lahir batin tapi lupa kalo ternyata ngekliknya mustinya kemaren. Jeng-jeng.
	Step 3 : Where do I click? How do I click? Should I be a Gamer, first?
	Jaman sekarang, iye sih bener semua serba internet. Tapi Ferguso, internet yang kita butuhkan bukanlah internet yang bisa pake sekedar buat twitteran, instagraman, ato nonton yutup dengan tampilan 144p biar ga buffer.
We need more! We need more!
Iya, kalian butuh lebih daripada itu.
Terus, aku harus bagaimana kakak? Apakah aku harus ke Jepang untuk ngeklik Isip?
Ya gapapa sih, kalo mampu. Gue sih belom semampu itu.
Jadi Ferguso, biasanya sih, ada banyak warnet yang membantu memfasilitasi kita dalam memilih wahana isip ini. Dan biasanya sih, warnet yang ada pun adalah warnet langganan buat milih isip. Sebenernya nggak tahu sih boleh sebut merek apa enggak, tapi coba tanyakeun ke senior-senior anda, "maaf kakak, kemarin ngeklik dimana ya?" kalau ia jawab "di komputer" , balang (read : pukul) saja dengan sendal.
Beberapa lokasi yang saya tahu :
Primanet (Jakarta Timur)
Range harga : 500-800 ribuan (ada kelas-kelasnya gitu keknya)
Mineski (Jakarta Barat, Tanjung Duren)
Harga : 200.000 sekali klik
Supernova (Jakarta Barat, Tanjung Duren)
Harga : 200.000 sekali klik
Ada juga Highground, Optimus, dan lain-lain. Coba tanya senior masing-masing!
Jujur nih gaes, kan diriku ini sangat gaptek perkara internet. Sepengetahuan saya nih, internet yang cepet itu yang dipake nonton yutup 1080p nggak buffer. Eh ternyata tidak senaif itu. Kemarin saya dikenal dengan istilah speed dan ping (Duh, maaf kalo salah). Sebelum kemarin ngeklik, diriku sempat survey ke warnet, wawancara sama masnya guna menumbuhkan rasa empati (akan saya bahas di part 2). Intinya kecepatan yang sekian Mbps itu, untuk memilih isip 50Mbps ke atas cukup. Speed yang besar itu berguna semisal page yang akan kita buka dan akses itu membutuhkan kapasitas yang besar kayak nonton film di indoxxi.
Tapi bro, buat ngeklik isip, beban pagenya itu enggak gede. Isinya cuma tulisan, terus anda klik pilih, lalu muncullah Pakta Integritas (kalo dapet). Itu kan sedikit banget ya.
Nah, muncullah istilah ping yang setelah dijelaskan berulang kali oleh mas warnet dan Varo supaya aku paham, merupakan komponen penting dalam pemilihan isip. Ping itu kalo kubahasakan awam seperti kemampuan bolak-balik antara server kita dan server internsip kemenkes. Semakin cepat (semakin kecil ping-nya) jelas umpan baliknya akan lebih cepat. Mengingat server isip diakses ribuan orang dalam waktu bersamaan, jelas kita butuh ping yang cepat supaya server kita bisa bolak-balik cepet tembus dan akhirnya page bisa muncul, kita juga akhirnya bisa milih.
Kesimpulan speed >50 Mbps, dan Ping <5ms --=""> performa yang sudah cukup baik untuk memilih isip.5ms>
TAPI KAKAK, ADA LAGI KAH SELAIN WARNET?
Ojelaz ada dongs! Jadi, selain warnet dan anda milih sendiri, ada juga jasa server dan jasa ngeklik. Biayanya memang lebih mahal. Tapi, ya itu tadi, Internsip merupakan suatu keadaan kompetisi di mana kita semua adalah dokter dengan kapabilitas yang dianggap sama yang memperebutkan rerata 15-21 kursi di satu rumah sakit. Jelas, di saat kompetitif seperti ini, setiap orang punya jalannya masing-masing untuk berusaha.
Oh ya gengs, apakah sudah terasa hawa kedramaan ini? Belum ya? Loh, karena memang dramanya masih di part selanjutnya. Jadi, ada apa gerangan di balik drama ngeklik ini? Tunggu post saya berikutnya yaaaa
(BERSAMBUNG)
Comments
Post a Comment