Teruntuk diriku yang malas,
Kamu kenapa? Apa yang membuatmu hilang arah?
Apa yang membuatmu dulu sebegitu cintanya pada ilmu?
Namun motivasi seolah gugur satu per satu?
Apakah kamu bosan?
Dengan jalan hidup yang kau pilih?
Atau kau menyesal? Menghadapi kenyataan yang tidak sesuai diktemu sendiri..
Teruntuk diriku yang malas,
Apakah kau terluka? Apakah kau ingin menangis setiap malam?
Apakah, kau kesepian dan tidak ada yang bisa kau ajak bicara?
Teruntuk diriku yang malas,
Menangislah bila perlu setiap malam,
Agar ringan dirimu di siang hari
Biarlah mata mereka melihat dirimu tertawa,
Walau ketika hari gelap, batinmu menjadi senyap
Biarlah penuh selimut dengan seka air mata,
Agar gundah hilang berganti tidur lelap
Seorang temanmu pernah berkata,
"menangislah kepada Tuhanmu..
bawalah sedih dalam doa, karena kadang bukan jawaban yang kau damba..
kadangkala hanya tempat untuk bersandar,
hanya untuk menarik napas sejenak,
mengingat lagi bahwa kita hanyalah debu yang Tuhan ciptakan dan cintai.."
Teruntuk diriku yang malas, biarkanlah sekali dirimu bangkit..
Angkat kepalamu, jalanlah perlahan
Kelak, kita bersama mencapai titik nadir
Yang kita tidak pernah tahu dan tak pernah terpikir
Kelak jadi apa, akan jadi apa
Teruntuk diriku yang malas,
Ingatlah, bahwa dirimu masih ada
Masih mencintai jiwa di dalamnya
Masih tersenyum di balik hujan yang turun derasnya
Comments
Post a Comment