Setelah makan di kantin, Reana pun kembali ke kelas. Begitu ia duduk, ia langsung disambut dengan senyum usil dari Elis, "Gimana, udah kenyang? Udah kenyang liat Angga?" tanya Elis. "Ish, apa-apaan sih lo! Udah ah, siapin buku. Pak Retno udah mau masuk kelas tadi. PR gue udah selesai dong!" seru Reana. "Ah, seriusan lo, Re? Bukannya Pak Retno kemaren nggak masuk? Lo make acara ngerjain PR pula? Aduh gue gimana coba?" Elis panik, lalu mencari contekan PR. Sambil tertawa melihat tingkah Elis, Reana pun mengalihkan matanya ke jendela. "Hmm, iya Elis. Gue kenyang. Bener apa yang lo bilang" renungnya dalam hati.
--
"Re, lo udahan belom nyapu nya?" tanya Angga, dari luar kelas. "Eh, belom nih. Udah lo duluan aja. Lagian gue musti ngurusin kerja kelompok dulu. Lo cabut duluan aja, gue selow kok!" ujar Reana. "Hmm, yaudah deh, Re. Beneran gapapa nih? Lo hati-hati ya!" ujar Angga sambil lalu. Reana tersenyum.
Saat itu di kelas hanya ada dia, Elis, dan Kiran. Mereka bertiga satu kelompok Biologi. "Re, sini dulu dong. Kita bagi tugas dulu. Buruan! Gue mau balik," ujar Elis. Reana berhenti sejenak. "Ya udah deh, lo aja yang bagi tugas", seru Reana. Elis pun langsung duduk di sebelah Kiran. "Eh Kiran, lo mau bawa apaan buat besok? Larutan NaCl 30% mau ngga?" tanya Elis. "Emmm,emm, ngga papa, Lis. Gue terserah lo aja" ujar Kiran pelan. "Yeh, yaudah deh lo bawa itu aja. Gih sana kalo lo mau balik" Elis bicara dengan ketus. Kiran pun tanpa basa-basi langsung pulang. Ia terlalu malu karena merasa tidak dekat dengan Elis maupun Reana. "Eh, kok lo galak banget sih?" tanya Reana. "Yah, gue paling males sama tu anak. Pendiem banget, kerjaannya iya-iya doang lagi. Kan bete!" Elis bicara sambil ngedumel. "Emang orangnya gitu mau gimana? Kita yang harus ngertiin. Eh gue bawa balok kentang aja ya buat besok. Boleh kan Eliiiis?" Reana meminta dengasn manja. "Heuh, yaudah deh. Nggak papa. Eh, turun bareng yuk. Lo balik sendiri kan?". "Iya kok, yuk turun sekarang".
--
Dear diary,
Bayangin, aku sekelompok sama Elis dan....dan Reana. Iya, Reana. Anak cewek paling beruntung yang pernah aku kenal. Aku sedih juga hari ini, soalnya tadi aku lihat dia berduaan sama "dia". Tau kan kamu, diary? Rea cuma bilang mereka sahabatan. Tapi butuh waktu berapa lama, buat dari sahabat, ke pacar, atau jenjang selanjutnya. Mungkin aku yang selamanya memendam perasaan. I wish nothing, but the best for him.
Nights, and Love,
K
--
"Re, lo udahan belom nyapu nya?" tanya Angga, dari luar kelas. "Eh, belom nih. Udah lo duluan aja. Lagian gue musti ngurusin kerja kelompok dulu. Lo cabut duluan aja, gue selow kok!" ujar Reana. "Hmm, yaudah deh, Re. Beneran gapapa nih? Lo hati-hati ya!" ujar Angga sambil lalu. Reana tersenyum.
Saat itu di kelas hanya ada dia, Elis, dan Kiran. Mereka bertiga satu kelompok Biologi. "Re, sini dulu dong. Kita bagi tugas dulu. Buruan! Gue mau balik," ujar Elis. Reana berhenti sejenak. "Ya udah deh, lo aja yang bagi tugas", seru Reana. Elis pun langsung duduk di sebelah Kiran. "Eh Kiran, lo mau bawa apaan buat besok? Larutan NaCl 30% mau ngga?" tanya Elis. "Emmm,emm, ngga papa, Lis. Gue terserah lo aja" ujar Kiran pelan. "Yeh, yaudah deh lo bawa itu aja. Gih sana kalo lo mau balik" Elis bicara dengan ketus. Kiran pun tanpa basa-basi langsung pulang. Ia terlalu malu karena merasa tidak dekat dengan Elis maupun Reana. "Eh, kok lo galak banget sih?" tanya Reana. "Yah, gue paling males sama tu anak. Pendiem banget, kerjaannya iya-iya doang lagi. Kan bete!" Elis bicara sambil ngedumel. "Emang orangnya gitu mau gimana? Kita yang harus ngertiin. Eh gue bawa balok kentang aja ya buat besok. Boleh kan Eliiiis?" Reana meminta dengasn manja. "Heuh, yaudah deh. Nggak papa. Eh, turun bareng yuk. Lo balik sendiri kan?". "Iya kok, yuk turun sekarang".
--
Dear diary,
Bayangin, aku sekelompok sama Elis dan....dan Reana. Iya, Reana. Anak cewek paling beruntung yang pernah aku kenal. Aku sedih juga hari ini, soalnya tadi aku lihat dia berduaan sama "dia". Tau kan kamu, diary? Rea cuma bilang mereka sahabatan. Tapi butuh waktu berapa lama, buat dari sahabat, ke pacar, atau jenjang selanjutnya. Mungkin aku yang selamanya memendam perasaan. I wish nothing, but the best for him.
Nights, and Love,
K
Comments
Post a Comment