Skip to main content

Intermezzo #2 : Semarang, Bukan Pergi Tapi Kembali

it will lasts, forever!

Halo, numpang menulis lagi di Intermezzo. Namanya juga Intermezzo, jadi bahasannya ya selingan, sesuatu yang ringan. Yang kesannya mungkin tidak penting bagi sebagian orang, tapi penting bagi saya. Oleh karena itu, saya guratkan melalui cerita dalam sesi Intermezzo ini.


Nyemarang. Kembali ke Semarang


Dulu, tahun 2014, 2015, 2016, 2017, bahkan di 2018, kembali ke Semarang adalah sebuah kesedihan tersendiri sebagai anak rantau. Ujian lagi, remed lagi, praktikum lagi, jaga lagi, dan begitu seterusnya. Walaupun kesedihannya berlangsung sebentar karena jujur saya mencintai kota ini, kota yang membuat saya tumbuh berkembang dan mampu melihat sisi-sisi lain kehidupan timbang 18 tahun hidup di kota asal.

Setiap ke Semarang, saya cuma bisa berkata "Yah balik lagi" dan diikuti dengan petuah ibu saya, "Eits! Jangan mengeluh". Saking bosennya saya diceramahi, saya memutuskan untuk beneran tidak mengeluh.

Tapi, berbeda begitu setelah lulus. Ke Semarang bukan untuk pergi, tapi untuk kembali. Bukan bepergian atau jalan-jalan semata, tapi untuk mengenang kembali setiap jalan yang dilewati saat pulang jaga.

Perjalanan saya ke Semarang kemarin, sebenarnya niatnya sih untuk seminar. Tapi dalam lubuk hati yang paling profundal, adalah mencari kesempatan gimana caranya ketemu sama sobat-sobat di Semarang.

Saya berangkat hari Rabu, 25 September 2019. Membawa satu tas ransel dan tas jinjing, berangkat naik KRL dari Depok Baru sampai ke Gondangdia. Kemudian lanjut Gojek sampai Gambir. Thanks to Gojek, yang kemarin-kemarin bagi diskon (tapi sekarang udah abis huhu. Memang warga +62 sukanya yang diskonan atawa (Re : atau - Bahasa Sunda) gratisan). Sambil menunggu kereta tiba, masih sejam lagi, saya duduk santai beli Green Tea Mint Citrus kesukaan di Starbucks. Sederhana alasannya, bukan karena sok keren. Tapi apadaya pengunjung Gambir nggak ada yang mau ngasih tempat duduk. Apa saya harus pura-pura hamil lagi? (read : Intermezzo #1)

Intinya, saya duduk sambal nyicil job, dan kereta dating lalu saya menikmati perjalanan.

Saya sampai di rumah Yasinta sekitar pukul 22.30an kalau nggak salah. Sowan-sowan dan tidak tahu diri karena tidak membawa buah tangan. Akhirnya kami istirahat karena terlalu lelah.

Kamis, 26 September 2019, diisi dengan (lagi-lagi) tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Gegoleran, dan sempet mengobati rindu makan geprek Tan-te di rumah Alem. Buat kalian yang di Semarang, jangan lupa pesan geprek Tan-Te yang ada di Wiroto Raya. Kalau bingung, semua Gojek-in aja shay! Nggak sabar menunggu hari Jumat, menunggu Cocobi aka Andika Agus datang ke Semarang.

Jumat, 27 September 2019
Hari ini, termasuk hari paling bersyukur sedunia. Ketemu lengkap mulai dari nemenin Cancan, Yeyek, Hanif ngeklik internsip di ICT Undip dan berhasil tembus ke Tulung Agung (aka The Great Help City, istilah dari cowoke Cancan) dengan bantuan tangan dewa Hanif Rizan. Kemudian, diriku ini juga berkumpul bersama teman-teman Koas 35 minus Rudwi plus Padaka, plus Bona Junior karena sekarang Bona sudah jalan 7 bulaaaan! So Happy!!!!!! Kemudian malamnya ketemu sama Cocobi, Alem, Yasin dan kita menghabiskan waktu di Yoshinoya. EPIC! terlalu bahagia hari itu. Makasih Tuhan ;)

menjadi saksi tangan dewa Hanif, bisa nembusin Cancan ke Tulung Agung (ki-ka : Cancan, Hanif, Yeyek, Hagrid)

Traktir Post Ngeklik. Ceritanya #TimSuksesCancan

meet up with Leo, who belongs to Yeyek.

with Koas 35 with Bona's Belly. Picture taken by Padaka


Sabtu, 28 September 2019
Yak, bangun pagi untuk Seminar. Sempat ketemu dengan dr. Dwi Ngestiningsih, Sp.PD, dosen pembimbing kesayangan yang selalu ngingetin kami untuk sekolah lagi. Amin dokter, kelak semoga boleh nyusul dok, sementara saya memulas otak dan dana dulu hahaha.
Oh ya, di seminar saya juga bertemu Bagus, sama Vania, secara Vania yang nawarin tiket buat seminar jadi ya pasti lah ketemu.
Seminar yang saya ikuti adalah PIT PAPDI 23 : Perioperative Approach in Internal Medicine. Jadi memang seminar yang saya ikuti ini mengupas tuntas tentang bagaimana seorang dokter ahli penyakit dalam dalam memanage pasiennya yang harus menjalani operasi, entah operasi cito maupun elektif serta tergantung penyakit dan kondisi pasien dari berbagai sudut subbagian penyakit dalam. Ternyata konsul bukan sembarang konsul, ada banyak sekali aspek yang harus diperhatikan ketika seorang pasien akan menjalani operasi. Mengingat dalam operasi, akan ada risiko dari pengaruh anestesi yang diberikan serta risiko kehilangan darah. Jadi, sebegitu komplitnya pemaparan yang diberikan. Memang belum mengerti sepenuhnya, but I will learn it.

with Bunda, dan laptop baru Andika!


Minggu, 29 September 2019
Well, today is the last day untuk seminar. Kami ketemu dr. Diana Novitasari, Sp.PD(K)-KEMD secara saya dan Andika adalah anak didik semasa stase Interna di RS Ketileng. Dan yang paling mengejutkan adalah, ANDIKA MENANG LAPTOP! Memang bejo (re :  keberuntungan/beruntung - Bahasa Jawa) nggak kemana-mana. Terus malamnya, lanjut makan dan photobox, dan karaoke 'til drop di DP Mall, yang sekarang direnov abis-abisan dan super kece. Dengan siapa? Tentunya Emak Bashe : Formasi Lengkap!


Emak Bashe in 18 boxes of stupidity

Dan, hari Senin, saya pulang. Kembali ke Gambir, ngerasain kena gas air mata walau sedikit, dan pulang dengan tenang naik KRL lagi sampai Depok Baru.

Mungkin, untuk sebagian orang, reuni hanyalah sekadar reuni dan bertemu teman lama hanyalah sebuah pertemuan. Buat saya, ini adalah momen untuk mengisi ulang daya dan pikiran saya, karena kangen bisa melemahkan segalanya. Melihat semua dalam keadaan baik-baik saja, saya berbahagia. Tapi saat perjalanan pulang, ada sedikit rasa sedih yang tersimpan kalau tahu saat ini sudah mulai fokus bekerja di tempat masing-masing. Namanya juga menjadi dewasa, nggak bisa selamanya dalam zona nyaman, dan nggak bisa selamanya mungkin harus menetap di suatu tempat. Kita harus bisa melebarkan sayap di tempat kita masing-masing juga ya. It's quite hard, but lemme try

Big thanks untuk Yasinta dan Bapak-Ibu, sama Amik, yang boleh ngijinin nginep di Semarang dan ngasih saya makan selalu ;)

Semarang, dan seisinya,
you'll be missed.

Sampai ketemu lagi, entah kapan, entah saat libur, entah saat sekolah lagi (Amin!)

-stella

Comments

Popular posts from this blog

(Bukan) Tips and Tricks UKMPPD!

Sudah seabad tidak menulis, akhirnya tergerak nulis setelah beberapa saat lalu ada adik-adik yang nanya : "Kak, bentar lagi UKMPPD, huhu" "Kak, lesnya gimana?" "Kak, aku ikut les yang mana ya kak?" Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah beberapa (dari sekian) pertanyaan yang saya ajukan ke kakak-kakak yang sebelumnya sudah lulus UKMPPD sebelumnya. Jujur, dari sekian banyak hal yang saya takutkan, UKMPPD ini adalah salah satunya. Kalau ditarik beberapa bulan ke belakang, masih nggak nyangka bisa lulus. UKMPPD (Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter) merupakan ujian akhir yang pastinya harus dilewati setiap mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk dapat lulus dan akhirnya disumpah menjadi seorang dokter. Karena ujian ini betul-betul yang terakhir sebelum memperoleh gelar dokter, makanya perjuangannya gila-gilaan. Tapi, harus segila apa sih? Tulisan ini, seperti judulnya : Bukan Tips and Tricks, maka isinya memang bukan gimana caranya kita lul...

Drama Ngeklik Internsip (Part 2) : END!

I'm dying to get this announcement! Setelah beberapa minggu ini cukup hectic, saya baru kesampaian untuk menuliskan pengalaman ngeklik isip yang dag-dig-dug-dhuar itu. Karena sudah telat updatenya, jadi saya segera ceritakan saja ya, tentang jatuh bangun ngeklik isip. Note : sebetulnya agak hiperbola kalau dibilang drama. Tapi, ini adalah salah satu momen drama dalam hidup saya akhir-akhir ini. jadi, enjoy aja ya. kan kalo judulnya nggak drama, nanti kalian ngga mau baca lagi hahaha lol! Phase 1 : Survey! Sebulan atau dua bulan sebelum ngeklik, saya survey nih ya ke tempat ngeklik. Ngapain sih survey? Dasarnya adalah karena warnet ini jauh banget dari rumah saya, dan saya sangat asing dengan daerah ini. Kebetulan saya nganggur, saya memutuskan buat mengunjungi warnet-warnet ini. Dua warnet yang saya pilih adalah Mineski dan Supernova, dan dua-duanya berlokasi di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Beneran buta daerah sana. Selain itu, saya juga sebenernya pengen tahu...

She is a Ghost, She is Falling in Love (4)

Di sekolah.. "Aduh, lo lupa bawa larutan NaCl? Gila!!" bentak Elis. Reana yang baru masuk kelas pun terkejut. "Eh, apa-apaan sih lo, kok marah-marah?" tanya Reana. Kiran pun hanya bisa menangis. "Ah, Kiran, lo tau nggak sih kalo eksperimen ini penting buat gue. Nilai gue udah jelek di Biologi. Lo sih enak nilainya bagus. Tega!" Elis bicara dengan nada tinggi. "Ehm, so..so..sorry, Lis. Gue nggak ada niat apapun. Gue nggak sengaja" ujarnya, sambil menangis. "Eh, udah ah. Larutan garam kan bisa dibikin di dapur" ujar Reana. "Alah, lo urus deh, Re. Jam terakhir nanti harus ada," seru Elis kepada Reana. Reana pun menenangkan Kiran. "Ran, udah jangan nangis. Nanti gue temenin lo pas istirahat ya. Nggak papa kok, jangan nangis ya," ujar Reana menenangkan. Kiran hanya mengangguk, sambil menangis. Jam pertama pun mereka lalui, dengan diam. -- "Eh Ran, lo bisa bikin sendiri kan larutannya?" tanya Re...