Skip to main content

Posts

Tagebuch : 04.01.2024

 Heute ist super! Mein Köpf ist sehr warm, weil ich das Gefühl habe, dass die Grammatik schwer ist. Wir haben über "zu" gelernt. "Zu" bedeutet für "to" auf Englisch. Meiner Meinung nach müssen wir alle härter lernen als zuvor.  Jetzt habe ich sehr müde. Muss ich schlafen und ich werde dir von heute erzählen. Bis morgen, oder? Stella
Recent posts

Tagebuch : 03.01.2024

 Hallo Leute! Heute ist der erste Tag im Goethe-Institute. Ich bin sehr dankbar, dass ich andere Freunde sehen kann. Ich mag der Raum. Er ist groß. Unser Raum jetzt im Raum 10. Der ist im zweiten Stock. Ziemlich weit weg von den Toiletten oder Kantine. Und das war nicht so gut, zumindest für mich. Ich bin auch sehr froh dass ich mit Nailah, Cicik, Josh, Jamie, Juls, Nico, Aliyah, Intan und andere neue Freunden kann getroffen. Es gibt Daniel, Nafi und Dailami. Dailami kommt aus Yaman und spricht nur Englisch und Deutsch. Ich habe mit meiner Lehrerin getroffen. Sie ist Widi. Sie ist sehr nett. Wir haben uns entspannt. Wir hatten eine Übung im Zuhören und Schreiben. Wir studieren über Grammatik noch nicht. Habe ein bisschen Angst, natürlich. Aber ich glaube dass wir das B1-Niveau machen kann. So, jetzt muss ich die Wortschätze lernen und übersetzen. Hoffentlich, das kann mir helfen. Ich darf nicht faulenzen, oder? Die Rechte-Seite hat einen Plan, natürlich. Wir möchten morgen nach Gohyong

Tagebuch : 2.01.2024

 Hallo! Ich heiße Stella, und willkommen in meinem Tagebuch. Ich glaube, dass es eine gute Methode für Deutsch lernen ist. Schreiben ist gut. Wenn ich in Deutschland Ärztin werde, dann muss ich viel schreiben und sprechen.  Das ist ein Tagebuch, dann erzähle ich euch alle heutigen Aktivitäten. Ich bin aufgestanden zu spät. Und dann bin ich gegangen zum Haus meines Nachbarn. Er hatte eine "Misa Pemberkatan Rumah". Ich bin gegangen mit meiner Mutter.  Danach, habe ich gekocht für das Mittagessen. Und dann musste ich Deutsch lernen und gleichzeitig arbeiten. Meine Zeit ist geteilt, über lernen, arbeiten, und andere Dinge. Morgen habe ich in B1 Niveau. Meine Meinung liegt auf dem Niveau B1, ich muss kritischer, mutiger und natürlich auch ein bisschen ehrgeizig sein. Dann kann ich die Deutsch sprechen für leben und arbeiten in Deutschland. Viel Erfolg!

Intermezzo #17 : Teruntuk Diriku yang Malas

Teruntuk diriku yang malas, Kamu kenapa? Apa yang membuatmu hilang arah? Apa yang membuatmu dulu sebegitu cintanya pada ilmu? Namun motivasi seolah gugur satu per satu? Apakah kamu bosan? Dengan jalan hidup yang kau pilih? Atau kau menyesal? Menghadapi kenyataan yang tidak sesuai diktemu sendiri.. Teruntuk diriku yang malas, Apakah kau terluka? Apakah kau ingin menangis setiap malam? Apakah, kau kesepian dan tidak ada yang bisa kau ajak bicara? Teruntuk diriku yang malas, Menangislah bila perlu setiap malam, Agar ringan dirimu di siang hari Biarlah mata mereka melihat dirimu tertawa, Walau ketika hari gelap, batinmu menjadi senyap Biarlah penuh selimut dengan seka air mata, Agar gundah hilang berganti tidur lelap Seorang temanmu pernah berkata, "menangislah kepada Tuhanmu.. bawalah sedih dalam doa, karena kadang bukan jawaban yang kau damba.. kadangkala hanya tempat untuk bersandar,  hanya untuk menarik napas sejenak, mengingat lagi bahwa kita hanyalah debu yang Tuhan ciptakan dan

Intermezzo #16 : Mini Achievements

Ada salah satu buku terkenal, berjudul  Atomic Habits: An Easy & Proven Way to Build Good Habits & Break Bad Ones  karya James Clear. Belum selesai saya baca, tapi intinya adalah from dari kebiasaan menjadi suatu  improvement . Hal inilah yang mendasari saya menulis Mini Achievement Masih dalam fase  denial  kalau hari ini Senin, karena terlalu lama goleran dan santai pasca lebaran. Nyaman sekali, setelah lama tidak libur dan merasakan bisa tidur cukup, walau selalu ada percikan  guilty feeling  karena masih banyak tanggungan yang harus dikerjakan. Salah seorang teman mengatakan, pemikiran demikian harus dihapuskan layaknya penjajahan. “Kalau jenuh ngapain dipaksain?”.  Tapi sekarang setelah jenuhnya hilang, malasnya timbul ke permukaan. Eits tapi, tapi, ingin sekali rasanya memulai dari nol. Sudah ada segelintir checklist yang harus dikerjakan dan harus selesai sesegera mungkin. Tapi, kalau muluk muluk saya juga kadang jadi malas sendiri. Apakah teman-teman pernah merasakan de

Bicara Buku #3 : Dokter, Teruslah Belajar! (by : Prof. dr. Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM)

Suatu hari saat di kamar jaga, mata saya tergelitik melihat tumpukan kertas, buku, yang tersusun di meja. Saya telusur satu persatu, ternyata ada sebuah buku yang menarik perhatian. Ya, buku ini ditulis oleh guru besar, konsulen penyakit dalam tempat saya bekerja, Prof. dr. Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM atau akrab disapa Prof. Beri atau Prof. Zubairi. Kenapa buku ini menarik perhatian? Karena dari judulnya yang menohok (dalam artian baik) dan mengingatkan saya : "Dokter, Teruslah Belajar. Refleksi 70 Tahun Perjalanan " Dari judul buku ini, teringat bahwa selamanya profesi Kedokteran adalah profesi yang menuntut kita untuk belajar setiap hari. Ilmunya selalu berkembang, kalau tidak mau belajar, maka layaknya penumpang yang tertinggal di stasiun. Kita tidak akan kemana-mana, dan akan hilang manfaatnya. Dalam judul itu pula, tertulis "70 tahun perjalanan". Bahwa usia bukanlah penghalang untuk tetap berkarya, untuk tetap belajar, untuk tetap mencari tahu bila tidak tahu.

Intermezzo #15 : Morning, Youtube, Productive?

 Tidak kuasa untuk menulis setelah sekian lama, padahal deadline menumpuk satu per satu di belakang. Berbagai checklist yang siap untuk dicentang mendekati weekend. Pagi ini saya memutuskan untuk WFH alias work from home . Sejujurnya distraksi lebih banyak, tapi memang selalu lebih nyaman untuk gegoleran di rumah. Kalau bosan, bisa iseng lihat youtube videos tentang orang-orang yang lagi bekerja. Satisfying , sebuah pengingat buat saya yang mageran. Inspirasi datang setelah menonton video dari Paolo from Tokyo . Jadi singkat cerita, Paolo ini adalah seorang Phillipine-American yang pindah ke Tokyo dan saat ini sudah berkeluarga dan hidup di Tokyo. Ia banyak memposting berbagai video tentang daily life berbagai profesi di Tokyo mulai dari ibu rumah tangga, young couple, chef , pekerja kantoran, dan lain-lain. Menurut saya secara sederhana, video-video yang ditampilkan oleh Paolo ini menjadikan jembatan untuk kita mengenal sisi lain dari orang Jepang. Dengan profesi yang beragam, kita bi